top of page
  • Vicharius DJ

Kolaborasi Apik Seniman Indonesia-Polandia


Bila Anda berkunjung ke ruang pamer Galeri Nasional, cobalah cari sebuah meja panjang yang terbuat dari kayu. Di atasnya, tergelatak beberapa batang sabun dan rekaman tentang proses membuat sabun dengan memanfaatkan media tanah. Itu adalah satu bagian dari ekonomi alternatif. Sabun yang terbuat dari tanah bisa dikreasikan oleh ibu-ibu Jatiwangi kemudian dikemas, dipasarkan hingga terjadi interaksi sosial dan ekonomi kepada konsumen. Tak jauh dari karya itu tampak gambar aneka rupa dan tata cara bertahan hidup masyarakat Indonesia, khususnya Jawa. Pada satu bingkai, terlihat dua lelaki dewasa bertelanjang dada dengan kepala dan seluruh mukanya tertelungkup topi jerami berukuran raksasa. Di sebelah kanannya, tampak seorang bapak yang sedang memakai penutup kepala yang juga terbuat dari jerami. Di sebelah kirinya, seorang lelaki dewasa sedang duduk di atas becaknya.

Karya-karya itu merupakan sebagian kecil yang ditampilkan oleh komunitas kreatif asal Indonesia dan Polandia di ruang pamer Galeri Nasional Indonesia. Anda bisa menyaksikan pameran bertajuk Social Design for Social Living pada 28 Juni – 22 Juli 2016 mendatang. Pameran dikuratori Marianna Dobkowska dan Krzysztof Lukomski.

Hal yang mendasari proyek tersebut ialah kerja sama antara komunitas- komunitas kreatif dari Indonesia dan Polandia dengan kunjungan dan penelitian kegiatan-kegiatan seni dalam lingkup seni visual, desain, dan arsitektur. Komunitas atau seniman yang turut dalam proyek kreatif tersebut, antara lain Pawel Althamer, Marta Frank, Robert Kusmirowski, Alicja Rogalska, Iza Rutkowska, Maciej Siuda, Magdalenas Starska, Agnieszka Tarasiuk, Jasmina Wojcik dan Igor Stokfiszewski (Ursus Factory Project).

Lalu ada pula nama Piotr Wysocki dan Dominik Jalowinski, Yayasan Razem Pamoja dengan Justyna Gorowska dan Adam Gruba. Mereka berkolaborasi dengan Jatiwangi Art Factory, Serrum dan para mahasiswa dari Jakarta.

Kurator pameran, Krzysztof Lukomski, menerangkan pameran ini merupakan salah satu pameran interaktif, menjadi pusat kegiatan-kegiatan dalam ruang publik yang dipandu para seniman terpilih. “Karya-karya mereka tidak hanya ditampilkan, tapi juga menjadi alat komunikasi baru dengan masyarakat apresiator. Karya yang berbicara,” jelasnya.

Sementara itu kurator lain, Dobkowska mengatakan kolaborasi seniman Indonesia dan Polandia berjalan baik dan penuh semangat karena mereka sangat kreatif, bersemangat, dan terbuka. Semua ini dapat berjalan lancar dan konstruktif karena didukung pemerintah Indonesia dan Polandia. “Karya-karya seni seniman Polandia diharapkan bisa memberi warna dalam proses pembangunan komunitas. Kami juga bekerja sama dengan seniman atau komunitas di kota-kota lain, antara lain di Yogyakarta, Lombok, Bandung,” ucapnya.

Kolaborasi perupa Indonesia dan Polandia menurutnya sudah dimulai sejak 2014 untuk mencari potensi, ruang, dan kondisi bersama komunitas-komunitas seni dari berbagai bidang serta konteks budaya yang berbeda dari kedua negara. Kolaborasi tersebut dilakukan dengan cara menyimak potensi-potensi yang terkandung dari lingkungan sosial untuk bersinergi. Sudah barang tentu, tambah Marianna, menghasilkan karya seni dengan berbagai media yang sangat bermanfaat.

0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page