- Vicharius DJ
Representasi Guru dan Seniman dalam Satu Karya
Galeri Nasional Indonesia-Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kembali menggelar Pameran Seni Rupa Karya Guru Seni Budaya 2016 bertajuk Alur, dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional setiap tanggal 2 Mei. Pameran dibuka di Plaza Insan Berprestasi Gedung Ki Hadjar Dewantara (Gedung A), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Menurut tim kurator, Suwarno Wisetrotomo, judul Alur atau jalan dibangun dengan terstruktur, sadar, dan perlu sebuah perjuangan untuk meraih keberhasilan. Hal itu sama dengan 333 karya peserta yang berasal dari 213 sekolah di 25 provinsi di Indonesia yang ikut berpartisipasi dalam pameran.
“Guru seni budaya, dengan tugas mengajar dan tugas-tugas administrasi lainnya, diandaikan tetap memiliki komitmen mengembangkan bakat seni rupanya hingga mencapai taraf profesional,” katanya Suwarno.

Pameran ini ingin melihat kreativitas guru seni budaya tingkat SMP, SMA/SMK atau sederajat se–Indonesia sebagai insan atau sosok yang memiliki kekuatan dan mendorong tumbuhnya kesadaran pentingnya pendidikan. Serta apresiasi seni pada siswa/peserta didik, sekaligus menjadi bagian penting dari terjaganya ekosistem budaya setempat.
Keahlian para guru dalam menuangkan idenya di atas sebuah objek begitu menakjubkan. Berbagai persepsi konsep Alur begitu mewarnai pameran. Ada yang menterjemahkan kritik sosial melalui simbolisasi tokoh-tokoh wayang, ada pula yang memilih pendekatan teknik lukis super realis yang prima.
Contohnya karya Budiman, guru dari SMP 1 Binakal Bondowoso. Di lukisannya, Budiman menjelaskan profesi guru dan seniman bagaikan dua sisi mata uang. Menurutnya, seniman adalah manusia bebas yang tidak terikat waktu, sedangkan guru harus konsekuen dan disiplin dengan waktu.
“Ini merupakan respon saya sebagai pelaku seni juga sebagai pendidik. Ini (lukisan) judulnya 'Antara Aku, Dali dan Anies Baswedan.' Dua tokoh ini mungkin mewakili,” jelas Budiman.
Seluruh karya yang dipamerkan berjumlah 65 karya setelah melalui proses kurasi dengan berbagai pendekatan material, media, dan teknik. Karya itu meliputi lukisan, patung, instalasi, objek, komik, keramik, grafis, drawing, batik, dan media pembelajaran. Karya terpilih merupakan hasil olah cipta 65 peserta dari 60 sekolah di 17 provinsi di Indonesia.
Kepala Galeri Nasional Indonesia, Tubagus Sukmana atau biasa disapa Andre, berharap perhelatan ini dapat menjadi alur yang mengantarkan para guru seni budaya Indonesia untuk mengembangkan diri dan kreativitas serta kompetensinya sebagai seorang pengajar seni budaya.
“Sekaligus menjadi semacam tolak ukur bagi para pengajar seni budaya untuk menunjukkan eksistensinya dalam profesi ganda, yaitu sebagai pengajar dan perupa,” ungkap Andre.