top of page
  • Vicharius DJ

Fotografi Jepang Saat Bangkit dari Kematian


Jepang adalah satu dari sekian banyak negara di dunia yang pernah merakan penderitaan hasil dari sebuah perang. Salah satu peristiwa besar yang sampai kini tak mungkin hilang dari memori sejarah dunia adalah bom atom yang dijatuhkan di kota Hiroshima dan Nagasaki.

Ratusan ribu orang tewas pada serangan berdarah itu. Jepang akhirnya menyerah pada pasukan sekutu dan menjadi awal berakhirnya perang dunia II. Jepang luluh lantah namun tidak mati. Peristiwa itu menjadi batu loncatan negeri Matahari Terbit untuk melompat ke level selanjutnya, negara besar.

Bagaimana Jepang bisa bangkit dengan pesat dan menjadi negara dengan teknologi canggih di dunia. Cerita itulah yang ingin ditunjukkan kepada publik di Indonesia. Bukan melalui narasi belaka tapi melalui rekam foto yang terdokumentasi selama bertahun-tahun dari para fotografer.

Terdapat 123 foto yang dipamerkan di Bentara Budaya Jakarta. Semuanya diambil dari tahun 1945 sampai 1964. Semua foto itu diambil oleh fotografer seperti Ken Domon, Ihei Kimura, Hiroshi Hamaya, Tadahiko Hayashi, Shigeichi Nagano, Ikko Narahara, Kikuji Kawada, Shomei Tomatsu, Yasuhiro Ishimoto, Eikoh Hosoe dan Takeyoshi Tanuma, dengan kurator Tsuguo Tada dan Marc Feustel, fotografer Perancis yang sedang dalam program residensi di Jepang.

Menarik untuk melihat proses perubahan Jepang sebagai sebuah negara dalam medium fotografi dengan tema "Metamorphosis of Japan After The War". Pameran ini dibagi ke dalam tiga segmen yakni, "The Aftermath of War" (Dampak Perang), "Between Tradition and Modernity" (Antara Tradisi dan Modernitas), serta "Towards a New Japan" (Menuju Jepang Baru).

"Karya fotografi dalam pameran ini merupakan refleksi atas kompleksitas identitas sebuah Jepang modern. Foto-foto dalam pameran ini mungkin bisa dijadikan bahan untuk meraba-raba identitas Jepang modern itu. Dan mungkin bisa dijadikan bekal untuk menjawab pertanyaan tentang, 'siapakah Jepang itu?'," kata General Manager Bentara Budaya, Frans Sartono.

Duta Besar Jepang, Yasuaki Tanizaki dalam kata sambutannya mengatakan bahwa pada 1945 Jepang mengalami kekalahan besar dalam perang dan menimbulkan banyak korban. "Selama 20 tahun pasca perang merupakan masa-masa sulit bagi Jepang," ujar Tanizaki.

Tanizaki juga berujar dari 123 foto yang dipamerkan, terdapat 15 hingga 20 foto dari 2 orang fotografer yang membuatnya paling terkesan. "Fotografer di sini sangat menunjukkan realitas dari keadaan yang ada. Dari segi pengambilan semuanya berbeda dan dari perbedaan itu lah yang menurut saya sangat menarik," ujarnya.

Semua agenda gratis dan terbuka untuk umum dapat dinikmati langsung di Bentara Budaya Jakarta pada 18-30 Mei 2016.

0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page