top of page
  • Vicharius DJ

Ketika Seniman Indonesia-Malaysia Unjuk Seni Bersama


Jika lusa kemarin Anda mengunjungi Artotel Thamrin, sebuah suguhan menarik akan didapat ketika menaiki lantai dua gedung hotel. Segerombolan boneka tentara berdiri di situ dengan beragam pose a la prajurit militer. Tak hanya prajurit militer, di sana ada penambang, perempuan, hingga anjing. Boneka-boneka tersebut berada di atas kendaraan roda empat. Mereka seperti bersiap-siap akan turun dari kendaraannya tersebut.

Semua boneka itu adalah karya instalasi dari seorang seniman muda bernama Hendra Blankon Priyadhani. Dia menyebutnya, Born to Be. Karya seni tersebut mengingatkan kita pada film di akhir 1990an, Small Soldier yang menceritakan tentang perang antara boneka militer. Dan memang benar, bagi Hendra karyanya ini merupakan perwujudan dari memori, tujuan, dan impian manusia yang berasal dari masa-masa kecil hingga sekarang.

Hendra berusaha menyampaikan pesan semangat mengejar impian profesional di masa depan melalui obyek-obyek tersebut. Sebenarnya Hendra tidak sendirian di sana. Ada delapan seniman muda asal Indonesia dan Malaysia yang ikut memajang karya mereka ke dalam pameran bertajuk Rising of Light itu.

Delapan seniman muda yang terlibat dalam pameran ini hadir dari latar belakang yang berbeda-beda, tetapi mempunyai semangat yang sama dalam kesenian. Semangat yang tertuang jelas di setiap karya yang dihasilkan diharapkan dapat menularkan semangat yang baik ini juga kepada seniman-seniman muda lainnya untuk terus menciptakan karya yang dapat menginspirasi banyak orang.

Total ada 11 karya yang terselenggara atas kerjasama dengan REDBASE Contemporary dan Artotel Thamrin. Melalui karya-karyanya itu, mereka kompak mengomentari pelbagai persoalan kehidupan di sekitar dari sudut pandangnya masing-masing. Dari jumlah tersebut, sebagian karya seni lukis dan selebihnya instalasi. Tiap-tiap karya memiliki konsep yang berbeda-beda, tetapi dengan satu napas yakni seni rupa kontemporer.

Selain ada banyak seniman muda berbakat, kini fenomenanya kolektor seninya juga semakin muda. Berkunjung ke pameran seperti ini jadi salah satu cara untuk menemukan karya seniman berbakat. REDBASE Contemporary Art sendiri berdiri sejak 2014. Mereka terus mendukung perkembangan senirupa kontemporer di Indonesia dan Asia Tenggara.

0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page