top of page
  • Vicharius DJ

Indonesia dalam Pembacaan 100 Perupa Nusantara


Galeri Nasional kembali mengadakan pameran dua tahunan, Pameran Seni Rupa Nusantara dengan tajuk, Rest Area: Perupa Membaca Indonesia. Ini merupakan penyelenggaraan yang ke-9 setelah sebelumnya pernah dihelat pada 2001, kemudian 2002, 2005, 2007, 2009, 2011, 2013, dan 2015 dengan mengangkat tema yang berbeda.

Dalam siaran persnya, kurator pameran, Suwarno Wisetrotomo mengatakan pameran ini berusaha menggali apakah karya seni rupa masih memiliki fungsi sebagai saksi dan pencatat zaman, apakah masih memiliki kekuatan untuk menyentuh kesadaran reflektif bagi penonton, apakah masih memiliki potensi menggugah kesadaran kritis bagi penikmatnya, dan apakah masih memiliki kekuatan misteri yang memberi dan mendorong keluasan imajinasi bagi khalayak luas.

“Di tengah turbulensi sosial, politik, ekonomi dan budaya, seni seharusnya memainkan peran pentingnya untuk menciptakan keseimbangan,” ujarnya.

Pameran akbar tingkat nasional ini menampilkan karya dari 100 perupa dari 26 provinsi. Mereka diseleksi secara terbuka mulai 11 Januari hingga 8 Februari lalu. Karya mereka berupa lukisan, patung, grafis, fotografi, drawing, object, instalasi, video art, batik, dan keramik untuk dipamerkan.

Dari total perupa yang berpartisipasi, hampir 60 persen masih terbilang baru dan muda sisanya seniman professional. Mayoritas karya yang ditampilkan pun didominasi oleh lukisan dan gender laki-laki. “Faktanya begitu, karena kan kami dari sistem aplikasi terbuka, dan dibebaskan siapa saja mengirimkan aplikasi karyanya. Dan kenyataan yang terjadi sekarang memang seperti itu,” ujar Suwarno.

Menurutnya karya seni rupa yang ‘baik’ akan mendorong dan menciptakan masyarakat berolah kalbu, terbangun kembali kesadaran kritis dan kesadaran reflektifnya. Dalam konteks Indonesia, betapa keberadaban ini juga berada dalam lapisan-lapisan keberagaman untuk membangun kesalingmengertian.

Sudjud Dartanto, kurator lain menambahkan karya seni rupa itu dapat dipahami sebagai rekaman-rekaman atas konteks dan jamannya dengan dasar, pertama, karya seni rupa ini lahir dari sebuah penghayatan dan pemikiran senimannya, kedua, karya seni rupa dalam pameran ini bisa menjadi sebuah pernyataan sekaligus pertanyaan atas kondisi-kondisi obyektifnya, dan ketiga, karya-karya ini dapat dibaca sebagai sebuah teks yang terjalin antara satu karya dengan karya-karya lainnya sebagai sebuah meta teks yang hadir dengan keunikan pengalaman-pengalamannya.

Pengandaian semacam itulah yang digunakan sebagai perangkat seleksi; yakni berharap mendapatkan para perupa yang bertumpu pada gagasan yang kuat, yang mampu menceritakan dengan baik dan terang, terkait dengan pembacaan terhadap tema Rest Area: Perupa Membaca Indonesia. Harapan berikutnya adalah menemukan karya-karya yang secara tepat merefleksikan situasi Indonesia hari ini berdasarkan perspektif setiap perupa di mana mereka tinggal. Pameran Seni Rupa Nusantara 2017 bisa dilihat hingga 27 Maret mendatang.

#senirupa

0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page