top of page
  • Vicharius DJ

Imago Mundi dan Nilai Budaya Indonesia


Bentara Budaya Jakarta kembali menggelar pameran seni rupa. Kali ini ia betajuk, Imago Mundi yang menampilkan 163 karya lukis dari sejumlah seniman di Indonesia. Adalah yayasan Benetton yang memprakarsai kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian terhadapa budaya dunia. Yayasan yang berinduk pada sebuah perusahaan berkelas internasional dari Italia ini membukukan karya lukis 222 seniman dari Indonesia.

Antonius Kho, kurator pameran mengatakan lukisan para seniman menggunakan media kanvas yang disediakan yayasan itu dengan ukuran 10 sentimeter x 12 sentimeter. Lukisan-lukisan itulah yang kemudian dibukukan dengan judul, Indonesia: Islands of the Imagination. ”Kegiatan seperti ini sudah dimulai Yayasan Benetton lebih dari 30 tahun yang lalu. Karya para seniman hampir dari semua negara yang tersebar di di Eropa, Amerika Serikat, Afrika, Australia, dan Asia Tengah sudah dibukukan,” kata Antonius.

Selain di Indonesia, Antonius Kho juga menjadi kurator untuk kegiatan serupa di Malaysia dan Singapura. ”Dari Yayasan Benetton, kita ditentukan untuk menjaring 210 seniman. Tetapi, realisasinya mendapatkan 222 perupa,” kata Antonius Kho. Di Malaysia ditentukan untuk menjaring 140 perupa, tetapi realisasinya 144 perupa.

Di Singapura ditentukan menjaring 140 perupa, realisasinya mendapatkan 142 perupa. Dari setiap negara tersebut, Yayasan Benetton memiliki kewajiban mencetak buku yang memuat karya-karya tersebut sebanyak 5.000 eksemplar. Lukisan para perupa menjadi koleksi yayasan tersebut. ”Para perupa mendapatkan buku tersebut, yang juga didistribusikan untuk semua museum seni rupa di dunia,” kata Antonius.

Pameran Imago Mundi di Bentara Budaya Jakarta dibuka mantan Duta Besar Indonesia untuk Italia, August Parengkuan. Menurut August, Yayasan Benetton telah menunjukkan kepedulian terhadap khazanah budaya di Indonesia melalui dunia seni rupa. ”Indonesia sudah dikenal memiliki lukisan tertua, ada di goa karst Maros, Sulawesi Selatan, diperkirakan berusia 40.000 tahun. Nilai budaya seperti ini juga patut dihormati,” kata August Parengkuan.

0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page