top of page
  • Vicharius DJ

74 Film dari Tanah Eropa Siap Menghibur Pecinta Film Indonesia


Pecinta film di Indonesia mungkin hanya mengenal film Barat yang berkiblat pada Hollywood. Sebutlah beberapa contoh; Beauty and the Beast, Harry Potter, dan Lord of the Rings. Selama dua dekade lebih film-film dari Hollywood sudah mendapatkan tempat di hati masyarakat Indonesia. Namun berbeda dengan film dari Eropa.

Jarang kita dengar ada film dari Eropa bisa disaksikan di bioskop komersial dengan jumlah penonton yang membludak. Paling banter film Eropa yang masuk ke pasar Indonesia adalah film box office asal Inggris, seperti 'Trainspotting' dan 'Fantastic Beasts and Where to Find Them'.

Itulah mengapa agenda tahunan, Europe on Screen (EOS) kembali digelar pada 2017 ini. Penyelenggara inin memperkenalkan film-film terbaik Eropa untuk dipertontonkan kepada masyarakat Indonesia. Selama lima tahun belakangan usaha itu cukup mendapat respons positif dengan makin meningkatnya jumlah penonton yang hadir.

Tahun 2012, EOS hanya berhasil mengumpulkan sekitar 7000 penonton. Tapi tahun lalu, peningkatannya sangat jauh hingga mencapai angka 21.000 penonton. Tahun ini EOS tentu memiliki target yang lebih banyak lagi. “Saya harap tahun ini dapat mencapai 22.000 penonton. Itu akan membuat kami sangat senang. Sebuah pencapaian bagi para staf mengingat anggaran yang sangat terbatas,” kata Orlow Seunke selaku Direktur Festival EOS 2017.

Misi terpenting dari digelarnya EOS tahun ini, ingin menghapus stereotip film Eropa yang tidak seperti film Hollywood yang secara fundamental adalah sebagai media hiburan. “Kami ingin meningkatkan kesadaran dan menghapus image bahwa film Eropa tidak melulu panjang (durasinya), tidak ada epilog, isinya hanya orang berbicara dan sulit dipahami,” ujar Seunke.

Demi mewujudkan misi itu, tidak heran apabila film yang ditayangkan termasuk jajaran film ternama. Sebut saja film 'Elle' yang mendapatkan Piala Golden Globe 2017 untuk kategori Best Foreign Film, 'Son of Saul' film Hungaria yang memenangkan kategori Best Foreign Film untuk Piala Oscar 2016.

Tahun ini EOS 2017 membawa 74 film dari 21 negara Eropa yang siap tayang di enam kota besar di Indonesia selama periode 5 - 14 Mei 2017. Sajian film EoS 2017 dibagi ke dalam enam segmen. Tiga di antaranya merupakan segmen utama andalan festival ini, yaitu Xtra, Discovery, dan Docu. Ketiga segmen menyajikan 55 film dan kompilasi film tahun edar 2014-2016.

Kategori Xtra berisi 18 film fiksi yang sukses di pasar komersial dan kompetisi festival. Salah satunya Valley of Love (2015) arahan sutradara Perancis Guillaume Nicloux. Film ini bercerita tentang perjalanan sepasang pemain film terkenal dalam memenuhi undangan pernikahan anak mereka yang mati bunuh diri. Lewat undangan, anak tersebut berjanji akan kembali jika kedua orang tua mengunjungi lima tempat di Death Valley.

Kategori Discovery menyuguhkan 21 film karya sutradara baru dan berbakat, ditambah satu kompilasi animasi pendek dari Belanda. Misalnya film Perancis berjudul Mustang (2015) arahan Deniz Gamze Erguven. Film berlatar Turki ini menceritakan usaha lima gadis kakak beradik yatim piatu dalam melawan kekangan lingkungan dan wali mereka yang konservatif.

Segmen Docu membawa 17 film dokumenter tentang persoalan di dalam dan luar Eropa. Salah satunya A Syrian Love Story (2015) arahan Sean McAllister yang dibuat selama lebih dari lima tahun.

Film produksi Inggris ini mengikuti kisah Amer dan Raghda, tahanan politik Suriah yang menikah setelah dibebaskan. Karena suatu hal, Raghda dipenjara lagi dan tiba-tiba dibebaskan ketika revolusi Suriah tengah berlangsung. Mereka lalu melarikan diri ke Lebanon dengan keempat anaknya.

Selain tiga segmen di atas, ada pula segmen retrospektif untuk film karya Luis Bunuel dan Alfred Hitchcock. Lalu ada segmen layar tancap dan film keluarga. Semua penayangan, kecuali acara pembuka, terbuka untuk umum dan gratis. Jadwal selengkapnya dapat dilihat di situs europeonscreen.org.

0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page