top of page
  • Vicharius DJ

Siapa Mewakili Indonesia di Ajang Venice Architecture Biennale 2018?


Tahun depan, atau tepatnya pada 26 Mei hingga 25 November 2018, Indonesia akan mengikuti Venice Architecture Biennale (VAB)2018. Pameran dua tahunan ini dikenal dengan nama La Biennale Di Venezia, merupakan salah satu pameran arsitektur bergengsi di dunia. Sebagai persiapannya, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Ikatan Arsitek Indonesia melakukan seleksi terhadap Kurator Paviliun Indonesia. Seleksi ini untuk mencari kurator yang memiliki ide atau konsep tema terbaik untuk dijadikan tema utama Paviliun Indonesia pada 2018 di VAB. Deputi Pemasaran Badan Ekonomi Kreatif, Joshua Simanjuntak mengatakan, seleksi ini memang salah satu kegiatan yang diinisiasi oleh Deputi Pemasaran Bekraf, untuk mempromosikan arsitek Indonesia. 

“Sebetulnya arsitektur Indonesia ini sudah dikenal tapi belum mendunia dan belum mempunyai positioning,” kata Joshua dalam keterangan persnya. Joshua mengharapkan, kegiatan ini menjadi terobosan buat arsitektur Indonesia ke level dunia. Terutama pemikiran yang diterjemahkan dalam sebuah karya seni instalasi. Ketua Komisioner Venice Architecture Biennale 2018, Ricky Joseph Pesik, mengatakan, kurator terpilih beserta timnya akan menjadi penanggungjawab substansi pameran termasuk serta berbagai program acara Paviliun Indonesia. “Kami informasikan bahwa Panitia VAB 2018 dalam releasenya telah mengumumkan keikutsertaan Indonesia dengan harapan agar Paviliun Indonesia mendapat banyak perhatian,” papar Ricky. 

Seleksi dilakukan dalan dua tahap dengan tujuan mencari kandidat tim yang dapat memimpin proses kurasi atau penyusunan materi pameran bagi paviliun Indonesia. Tim ini harus terdiri dari arsitek dan atau desainer atau seniman yang memiliki kemampuan untuk melakukan penelitian, pengembangan, dan desain pameran secara orisinal dan profesional. Tim juri terdiri dari tujuh orang yang mewakili berbagai profesi keahlian. Yakni, Ricky Joseph Pesik, Ahmad Djuhara (IAI), Gunawan Tjahjono (IAI), Budi Lim (IAI), Achmad D. Tardiyana, Goenawan Muhammad, dan Jay Subyakto. 

Salah satu kurator yang lolos seleksi, Dr. Yulianto P. Prihatmaji bersama timnya membawakan tema Noisilence Bhinneka Tunggal Freespace (VAB 033). Di depan juri tim ini menawarkan free space. Mereka melihat Indonesia sangat makro, sangat luas sekali range-nya. Ada yang level uban, community, dan di dalam diri. Ini yang akan dibawa ke VAB 2018. Untuk itu Joshua berharap, ada kepercayaan dari masyarakat dunia terhadap arsitektur Indonesia meningkat. Jika yakin arsitek Indonesia memang sudah mendunia, maka harapannya tentu ada nilai ekonomi yang sifatnya lebih komersial lagi. Ujung-ujungnya tentu akan mendapat pekerjaan kelas dunia. 

0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page