top of page
  • Vicharius DJ

Kontradiksi dari Sebuah Pemandangan a la Ube


Pemandangan dalam dunia seni rupa selalu diidentikan dengan wajah dan tampilan yang serba indah. Tampilan yang memanjakan mata dan pikiran. Itulah yang ditawarkan pada lukisan-lukisan konvensional dengan tema pemandangan. Sawah, gunung, hutan yang hijau, langit biru, hingga padi yang menguning. Meski begitu tak semua seniman setuju dengan perspektif itu. Bukan perspektif yang serba indah melainkan perspektif yang apa adanya meski terasa kelam dan menyakitkan. Rasanya, itulah yang coba disampaikan seniman Dwi Wicaksono Suryasumirat alias Ube ketika membuka pameran tunggalnya di 2018 ini. 

Ube memberi tajuk Pemandangan pada pamerannya di Gudang Sarinah Ekosistem (GSE), Pancoran Timur, Jakarta Selatan. Ube akan memamerkan lukisan-lukisan bertemakan 'pemandangan' yang pernah dibuatnya dahulu. Karya terbaru dari UBE disisipi oleh kenalakan gaya berkaryanya. Tema 'pemandangan' bukan tanpa sebab diusung oleh UBE. Pria yang besar dan tumbuh di Ibu Kota itu tidak pernah memiliki kedekatan dengan gaya-gaya lukisan versi pelukis Hindia Belanda. “Ube menggunakan pendekatan gaya lukis naif, yang terkesan sederhana, kekanakan, bahkan terlihat asal-asalan,” kata Ube 

Gaya lukis naif, lanjut Ube, pastina berbeda dari lukisan pemandangan pada umumnya. Dia menginterpretasikan banyak hal yang dianggap lebih relevan terhadap tema Pemandangan. Dalam pameran kali ini, Ube menampilkan eksotisme seni lukis pemandangan untuk mempertanyakan kehidupan nyata. Pemandangan itu tidak selalu indah dan cantik tapi juga bisa kondisi dan peristiwa yang kurang indah. Seperti apa lukisan-lukisan pemandangan karya Ube? Silakan datang ke pameran tunggal Ube di RURU Gallery, Gudang Sarinah Ekosistem. Nantinya eksibisi berlangsung hingga 18 Februari mendatang. 

0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page