top of page
  • Vicharius DJ

Kolaborasi Seni Rupa dan Sastra Tentang Perempuan di Borobudur


Perempuan memang memiliki andil besar dalam sejarah perkembangan peradaban dunia. Gambaran besar peran perempuan bahkan sebenarnya telah lama muncul dalam prasasti dan candi. Borobudur salah satunya. Jika sedikit saja kita mau memerhatikan detil relief yang terpahat di sana, sebuah gambaran indah tentang perempuan akan terlihat. Inilah yang coba direspon perupa Dyan Anggaini dan sastrawan Landung Simatupang ketika melakukan pameran bersama, Perempuan (di) Borobudur di Galeri Nasional, Jakarta. Ada 37 karya dua dimensi dan tiga dimensi yang memadukan antara seni rupa dan sastra. 

Kurator pameran Suwarno Wisetrotomo mengatakan Candi Borobudur yang merupakan situs atau kawasan yang memiliki sejarah panjang memang penuh dengan cerita. “Berkunjung ke Borobudur bagi wisatawan secara sederhana mendatangi candi, naik ke lokasi bangunan candi, menyusuri relief dan terkadang mengabaikan cerita di dalam relief indah,” tutur Suwarno. Namun, tak banyak wisatawan yang membaca narasi kelahiran Sidharta sampai menjadi Sang Budha dan berupaya mengerti riwayat sumpah Sudhana untuk mengikuti Bodhisatva Samanthabhadra sebagai teladan. “Pertanyaan menggelisahkan dan pergeseran nilai budaya yang coba diteliti oleh Dyan Anggraini dan Landung Simatupang,” kata Suwarno. Dari sudut pandang keduanya, Dyan menggubah menjadi karya seni rupa. Sedangkan Landung menuturkannya menjadi puisi atau prosa lirik yang berasal dari karya-karya Dyan. Dyan Anggraini bukan seniman baru. Ia mulai berpameran sejak paruh kedua tahun 1970an, Dyan sudah menggelar 141 pameran seni di Indonesia, Singapura, dan Malaysia. Sementara Landung Simatupang juga dikenal sebagai seorang penyair, aktor, dan sutradara teater. 

Produser film Nia Dinata turut hadir pada pembukaan pameran awal pekan lalu. Menurutnya, relief figur perempuan di Candi Borobudur itu memang fokus utamanya sama seperti Kalyana Shira. Beberapa film yang dibuat oleh production house Kalyana Shira menjadikan tema perempuan sebagai pokok bahasan seperti 'Berbagi Suami', 'Arisan', dan yang paling terbaru 'Tiga Dara'. “Ketika saya merasakan jiwa dan konsep dari pameran ini, saya pikir ini adalah contoh bahwa ternyata kolaborasi untuk setara bisa dilakukan di mana saja. Dari mulai berkarya dan berkesenian, berpuisi dicampur seni rupa. Dan saya dalam membuat film harus berkolaborasi dengan banyak pihak,” tutur Nia. 

0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page