top of page
  • Vicharius DJ

Mengorek Sejarah Wayang Topeng Panji Lewat Lensa Fotografi


Diego Zapatero begitu terkesima dengan cerita rakyat Panji. Kali pertana ia menemukannya ketika berkunjung ke Jawa pada 2010, di sanalah fotografer asal Spanyol itu mulai jatuh cinta. Sebuah karya seni tradisional yang menurutnya mirip cerita klasik Romeo dan Juliet namun dibalut dengan tarian dan topeng. Ia heran mengapa seni klasik ini nyaris dilupakan orang Indonesia. Berbagai pertanyaan dan kegelisahannya pun muncul. Dengan bantuan temannya, Patrik Vahoebrouck yang seorang antropolog, Diego dipertemukan dengan kelompok Wayang Topeng Klana Panji di Dusung Karangduwet, Gunungkidul, Yogyakarta. 

“Patrick dan kelompok Wayang Topeng Klana Panji mengatakan cerita rakyat Panji itu seperti roman Romeo dan Juliet tapi versi Jawa. Saya dapat cerita langsung dari senimannya,” tuturnya. Dari situ, Diego mulai tertarik dengan cerita rakyat Panji. Ia pun melihat arsip-arsip yang ada di Leiden dan mengeksplorasi semua data-data yang ada. Diego lalu memotret ulang arsip itu dengan teknik fotografi lawas. Tak hanya itu, di dusun kawasan Gunungkidul itulah Diego mempelajari secara dekat kelompok wayang topeng. Serta memotret dengan gaya dari seorang fotografer Keraton yang legendaris, Kasijan Chepas. “Di kawasan itu memang desa wisata, dinas kotanya sudah menyiapkan kawasan yang sudah luar biasa. Sopan santun yang masih ada, memang kebudayaan ini harus dilestarikan,” katanya lagi. 

Seluruh karya Diego lalu dipamerkan di Galeri Nasional Jakarta. Pameran itu sebagai perayaan ulang tahun ke 60 hubungan diplomatik antara Spanyol dan Indonesia. Di pameran tunggal itu, pengunjung dapat melihat apa yang terjadi di balik layar, karena foto-foto 'pembuatan' proyek ditampilkan 30 buah. Contohnya, pengunjung dapat melihat penari berusia 82 tahun dan aktor yang mengarahkan para kru. Di dinding yang lain, ada ilustrasi berbeda yang dibuat oleh Diego Zapatero berupa model topeng dari Wayang Topeng yang dipakai pada pertunjukan Panji dan ia berhasil temukan selama ia tinggal di Yogyakarta. Dari Yogyakarta juga ada topeng-topeng (6 buah), yang sekarang menjadi koleksi pribadi Diego, yang akan melihat ke mata pengunjung topeng ini selama pameran. 

0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page