top of page
  • Vicharius DJ

Art Brut dan Seni Sebagai Terapi Jiwa


Pakwi atau Dwi Putra Mulyono seakan tak pernah bosan melukis obyek anak ayam. Terkadang ia menambahkan figur lain seperti wayang kala dirinya mulai menggoreskan cat dan kuas di atas kanvas. Cobalah Anda luangkan waktu sejenak dan mulai menikmati setiap jengkal karya Pakwi. Begitu menyenangkan karena bisa menikmati pikiran bebas Pakwi meski tak jarang menyebut karya itu kekanak-kanakan. Begitu pula perasaan timbul ketika melihat karya lain seperti milik Ramandhika. Ia membawakan imajinasinya dalam sebuah obyek yang simple seperti Masjid, Pura, hingga Saint Basil’s Cathedral. 

Atau jika Anda rindu dengan karya Anfield Wibowo, bocah yang pernah mengadakan pameran tunggal di Galeri Cipta III, Taman Ismail Marzuki bisa datang ke pameran bertajuk Celebrating Therapeutic Art Activities. Sebuah pameran yang dibuat oleh orang-orang berkebutuhan khusus (mental disability). Ada nama Hana Madness, Norman Salim, Maison, Nelson, hingga Audrey Gunawan. Pakwi hidup dengan skizofrenia. Anfield Wibowo yang masih berusia 14 tahun adalah anak dengan asperger (gejala autisme) dan tunarungu. Hana Alfikih atau yang lebih dikenal dengan Hana Madness adalah perempuan muda dengan gangguan bipolar disertai halusinasi. “Seni bagi saya adalah terapi. Saya bisa menuangkan apa yang saya lihat dan rasakan. Seni juga membuat orang mengapresiasi saya,” kata Hana. 

Hana membuktikan diri bahwa orang dengan disabilitas mental mampu hidup mandiri tanpa stigma apapun. Pilihannya menggunakan seni sebagai medium terapi membawanya sebagai salah satu delegasi dari Indonesia dalan Festival Unlimited 2016 di London. Bagi mereka, seni merupakan medium terapi kejiwaan. Jenis seni yang dihasilkan oleh orang-orang seperti Pakwi maupun Hana dikenal sebagai Art Brut. Genre seni ini diinisiasi oleh Adolf Wolfli (1864-1930). Wolfli merupakan pasien rumah sakit jiwa di Swiss sejak 1899. 

Karya-karyanya ditemukan oleh seniman Prancis Jean Dubuffet pada tahun 1945. Dubuffet kemudian mempopulerkan genre seni baru yang dikenal sebagai art brut (seni kasar) atau outsider art, yakni karya seni yang diciptakan oleh penyandang disabilitas mental. Karya-karya mereka layak ditengok. Kaya emosi sekaligus terasa humanis yang terkemas otentik di tangan-tangan para seniman, yang meski hidup dengan gangguan mental, tapi jauh terasa kejujurannya. 

0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page