top of page
  • Vicharius DJ

Ciputra dan Interpretasi Lukisan Hendra Gunawan


Arjuna dalam lakon tarian Jawa selalui dimainkan oleh perempuan. Bagi penikmat seni tradisi hal ini tampak biasa namun entah mengapa obyek itu justru menarik perhatian Hendra Gunawan. Dalam sebuah karya lukisannya yang legendaris, Arjuna Menyusui, Hendra menggambarkan bagaimana ‘sang Arjuna’ menyusui anaknya sebelum naik pentas. Sangat human interest.

Karya legendaris miliknya tak hanya satu. Lukisan berjudul Diponegoro yang Terlukajuga layak disebut sebagai karya seni segala zaman. Lukisan yang tak lekang oleh waktu. Hingga kini tak ada orang yang paham alasan Hendra tidak memberikan goresan wajah dalam karyanya.

“Lukisan ini hendak diberikan pada provinsi Jawa Tengah secara cuma-Cuma. Namun ditolak karena Hendra adalah eks Tapol. Ia juga melukis untuk Bali, Jawa Barat, dan Jakarta dalam figur Pangeran Fatahillah,” kata Agus Dermawan, kurator pameran. 

Dua karya legendaris milik Hendra masih Anda dapat nikmati di Galeri Ciputra Artpreuneur dalam pameran bertajuk Spektrum dan Prisoner’s of Hope. Pameran ini digelar dalam rangka merayakan 100 tahun legenda seni lukis Indonesia itu. Ciputra, konglomerat yang dikenal sebagai pecinta karya seni, merupakan salah satu pengoleksi lukisannya.

Kurator lain, Aminuddin TH Siregar pun menuturkan dalam pameran nantinya pengunjung akan melihat kronik Hendra Gunawan. “Kita juga akan melihat hubungan antara kolektor dan seniman. Yang kita nikmati sekarang adalah koleksi Pak Ciputra. Saya bersama Pak Agus mencoba untuk menyeleksi karya-karya beragam tentang ibu dan keluarga,” lanjutnya lagi. 

Sementara itu di pameran Prisoner of Hope ada 32 koleksi Ciputra yang dipamerkan untuk pertama kalinya ke hadapan publik. Tak hanya lukisan, namun ada juga arsip, patung, dan perjalanan kehidupan Ciputra. Ia mengoleksi 88 lukisan Hendra dan beberapa di antaranya ia buat ulang dalam bentuk patung.

Ada 15 patung yang berhasil digubah Ciputra dengan bantuan seorang artisan. Dari ke-15 patung, ada patung yang menceritakan pengorbanan ibu yang mau menjual ayam-ayam peliharaannya. 

Di patung yang nantinya berada di bagian depan pameran '100 tahun Hendra Gunawan', bakal pertama menyapa pengunjung. Di patung terdapat penggambaran ibu sedang menggandeng tiga anaknya, satu anak digendong bersama gendongan belasan ayam.

Seorang anak perempuan pun tak membiarkan ibunya kehujanan dengan memayungi dengan daun pisang.

“Saya suka warnanya dan obyeknya yang Pak Hendra lukiskan. Spontanitasnya itu tergambar seolah lukisan itu menjadi hidup buat saya. Itu pangkal saya jadikan patung, supaya hidup lagi,” kata Ciputra. 

0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page