top of page
  • Vicharius DJ

Filosofi Keberagaman dalam Goresan Mural LeDania


Ada yang berbeda di satu sisi bangunan dalam kompleks Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Latar cat akrilik warna kuning mendominasi tembok bangunan itu. Di antara warna dominan itu, rangkaian warna lain berbaur membentuk figur hingga simbol tertentu. Melihat karya itu, bagaikan melihat karakter negeri ini yang begitu beragam warna.

Ya, seorang seniman asal Kolombia, Diana Ordonez atau yang dikenal dengan LeDania berhasil membuat karya mural itu. Sesuai dengan esensinya, mural buatan LeDania memang sengaja dibuat di ruang publik. Ia diutus oleh pemerintah Kolombia untuk memberikan ‘hadiah’ dari karya tangannya untuk masyarakat Jakarta. 

LeDania merupakan salah satu seniman yang paling dikenal di scene grafiti di Bogota, Kolombia. Bahasa visualnya mudah dikenali oleh pecinta seni manapun. Seniman lulusan Seni Visual di Universidad Javeriana telah bereksperimen dengan arkilik sampai menemukan ciri khasnya 7 tahun yang lalu. Dia tidak melukis tema politik maupun agama, tapi berusaha menyampaikan pesan positif.

“Mural yang berwarna itu menampilkan keberagaman, persatuan, alam, dan hubungan antar satu manusia ke manusia lainnya. Saya tidak senang menggunakan satu warna saja. Setiap manusia itu berbeda dan itulah esensi dari manusia,” katanya.

Karya mural ini diresmikan langsung oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Karya ini menurutnya bukti bahwa Pemda DKI serius ingin menjadikan Jakarta sebagai ‘kanvas’ bagi kegiatan seni dan kebudayaan. 

Anies menyampaikan karya seni mural sebenarnya juga telah dibuat di sejumlah kawasan lain di Jakarta, termasuk di kampung-kampung. Dirinya berharap ke depannya seni mural terus dilakukan di seluruh wilayah Jakarta. Ia juga berharap kepada warga Jakarta untuk ikut serta menyalurkan kreativitasnya.

“Orang-orang kreatif diberikan fasilitas supaya tempat-tempat kita tinggal menjadi tempat yang indah, menjadi yang artistik,” ujarnya. 

Lebih dari itu, Anies juga menginginkan agar karya seni di Jakarta terus bisa ditampilkan atau dipamerkan di ruang-ruang tersebut. Tujuannya, agar karya seni bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat Jakarta.

“Kita ingin Jakarta dipandang sebagai kanvas, agar para seniman hadir, mulai dari performing arts hingga street arts. Di kota ini seni bukan di ruang tertutup tapi di ruang terbuka dan dinikmati warga Jakarta,” tutur Anies. 

0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page