- Vicharius DJ
Menikmati Kopi dalam Goresan di Atas Kanvas
Menikmati kopi ternyata tak harus melalui metode seduh. Sekelompok seniman yang menamakan diri Komunitas Coffee Painter mengajari kita bagaimana menikmati kopi dalam sebuah lukisan indah yang dibuat dari ampas kopi. Bertempat di Museum Seni Rupa dan Keramik, beragam lukisan kopi itu dipajang pada pameran bertajuk, Coffee in Culture Heritage. Chrysnanda Dwilaksana adalah salah satu pelukis yang ambil bagian dalam pameran ini. Ia menuturkan jika seni memiliki banyak konsep dan teori yang diungkapkan. Namun, ada suatu prinsip mendasar yang bisa dijabarkan dalam berbagai bentuk karya.

“Karya seni merupakan ungkapan jiwa dalam pikiran dan hasrat pada sesuatu bidang yang dapat ditangkap indra. Sehingga dapat terungkap makna di balik gejala atau fakta itu,” papar Chrysnanda. Dalam pameran yang berlangsung di Museum Seni Rupa dan Keramik ini setidaknya terdapat sekitar 23 capture budaya yang tumbuh dan berkembang di Indonesia dilukiskan di atas kanvas berukuran 1x1 meter. Pameran ini sendiri dilangsungkan sejak 9 hingga 16 Februari 2019.

Menurut Chrysnanda, seni menandakan adanya hasrat yang hidup dalam suatu kehidupan. Memaknai seni bukan saja sebatas karya, melainkan juga apa yang ada dari alam yang bisa dielaborasi menjadi sesuatu bidang yang baru. “Seni merupakan sesuatu sarat makna,” tegasnya. Lebih lanjut, Chrysnanda mengutarakan, makna dalam suatu karya seni rupa bisa diekspresikan dalam warna yang tersapu melalui goresan di atas kanvas menjadi tanda yang dapat ditangkap indra dan diungkapkan makna-maknanya.

Suatu yang dikatakan seni bukan sekadar perpindahan fisik dari sesuatu ke dalam berbagai media, tetapi juga ada pesan dan rasa yang menjadi konsumsi indra untuk menjadi stimuli jiwa. Hal tersebut menunjukkan manusia berakal budi yang menunjukkan keberadaanya yang terus hidup tumbuh dan berkembang. Lukisan yang terpajang pada pameran ini minim dengan warna, karena memang lukisan kopi ini umumnya monokrom. Terdapat berbagai macam lukisan bertema kebudayaan, dari nuansa Bali, Borneo, Jawa, hingga Tionghoa. Pembuatan lukisan memakan waktu dua hari hingga dua bulan, tergantung tingkat kerumitannya. Harganya pun beragam mulai dari Rp 15 juta hingga Rp 40 juta.