top of page
  • Vicharius DJ

Mengubah Persepsi Sablon Jadi Lebih Elegan


Tak banyak memang desainer yang menggunakan metode serigraphy atau yang lebih dikenal dengan sablon. Stigma negatif seperti kotor, kasar, bergaji rendah, dan murah terlanjur menempel pada metode seni yang cukup lawas umurnya itu. Namun, tidak demikian bagi Melissa Sunjaya. Perjalanannya pada suatu waktu di kawasan Pasar Senen, Jakarta Pusat mengubah persepsi itu. Ia bingung, sablon yang banyak menggunakan bahan baku lokal justru tidak dihargai. Berbeda dengan dunia desain di luar negeri di mana seniman seperti Andy Warhol, Banksy, Demian Hirst sampai Obey menggunakan metode tersebut. 

Pada 2010 Melissa lalu memulai gayanya sendiri menggunakan sablon dalam berkarya. Ia mendirikan brand miliknya, Tulisan, yang mengemas produk unggulan seperti tas, dompet, apron, alas piring, sampai taplak meja. Produk buatan Melissa sudah diapresiasi sampai ke Amerika Serikat, Hong Kong, Korea, Singapura, Swiss, Jerman, dan Australia. Melissa juga menerapkan prinsip kelestarian lingkungan saat menerapkan teknik sablon. Misalnya, dia hanya menggunakan kain kanvas organik yang dipesan khusus guna menekan jejak emisi karbon seminimal mungkin. 

Tinta yang digunakan Melissa juga bukan plastisol melainkan bahan pewarna yang sudah bersertifikasi ramah lingkungan. Dia berharap serigraphy dan karya seni apapun semakin diapresiasi masyarakat karena menurut dia seni tidak memiliki batas. “Sablon hanya salah satunya, karena saya tidak membatasi medium lain untuk dieksplorasi. Sekarang juga lagi membuat seri akrilik yang banyak bermain dengan warna,” kata Melissa. 

Di Artspace lantai Mezanine, Artotel Thamrin, Melissa memajang sebagian karya serigraphynya hingga Maret mendatang. Di pameran kali ini dia menyuguhkan 19 karya dengan berbagai pola yang identik dengan floral pattern penuh warna. Ilustrasi yang dibuatnya memiliki cerita di baliknya dan diaplikasikan lewat teknik sablon berskala besar. “Jalan revitalisasi masih panjang dan belum tuntas, yang sebenarnya di negara ini ada banyak potensi yang masih bisa dikupas. Yang mau saya bagikan supaya pelaku seni melihat sebenarnya ada martabat dari teknik sablon yang bisa diolah. Caranya dengan menilai tinggi potensi yang ada di bangsa Indonesia dan PR saya masih panjang,” pungkasnya.  

0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page