- Vicharius DJ
Jejak Islam di Australia Pada Fotografi dan Realitas Virtual
Di Australia Islam menjadi agama paling cepat pertumbuhannya dalam beberapa dekade. Geliat Islam di Negeri Kangguru tidaklah terlepas dari orang-orang Indonesia yang pertama kali berperan menyebarkan agama tersebut. Ali Fahour, CEO Islamic Museum of Australia (IMA) menjelaskan, berdasarkan beragam literatur, sejarah kontak pertama Australia dengan orang muslim terjadi pada pertengahan 1700-an saat pelaut-pelaut Makassar tiba di Australia utara untuk berdagang teripang dengan penduduk Yolngu.

Lalu pada 1850-an, datanglah para penunggang unta dari Afganistan yang membuka jalur perdagangan di pedalaman Australia. Islam makin berkembang di Australia seiring dengan datangnya penduduk muslim dari sejumlah negara Asia lainnya, seperti Arab Saudi, Pakistan, dan India Selatan. Untuk mengenalkan lebih dalam dan lebih jauh tentang perkembangan Islam di Australia, IMA berinisiasi mengadakan pameran fotografi dan realitas virtual (VR) bertema ‘Boundless Plains: The Australian Muslim Connection’ yang dipamerkan di Musem Sejarah Jakarta atau Museum Fatahillah.

Eksibisi ini menampilkan sejarah panjang Islam di Australia. Penunggang unta dari Asia Selatan yang membantu mengembangkan pedalaman Australia, hingga imigran dari seluruh dunia yang menjadikan Australia sebagai rumah mereka hari ini. Duta Besar Australia untuk Indonesia, Gary Quinlan, menuturkan Islam adalah agama besar di Australia dan berkembang pesat sampai 20 persen. “Pameran ini menyoroti bahwa Australia, sama seperti Indonesia, memperoleh banyak kekuatan dari masyarakat multi agama dan multikulturalnya. Lebih dari sebelumnya, kita perlu mengembangkan pemahaman yang lebih dalam dan membangun hubungan antara komunitas-komunitas kita, dan terutama komunitas agama kita,” katanya dalam keterangan pers.

Dikembangkan oleh Islamic Museum of Australia, pameran ini akan dibuka untuk umum hingga akhir April 2019 dan memberikan informasi tentang bagaimana Islam telah berkembang di Australia selama lebih dari 200 tahun terakhir. Didirikan pada 2010 sebagai museum komunitas nirlaba di Melbourne, Islamic Museum of Australia bertujuan untuk menampilkan warisan artistik yang kaya dan sumbangsih sejarah umat Muslim di Australia dan luar negeri. Kepala Unit Pengelola Museum Sejarah Jakarta, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Sri Kusumawati, SS, M.Si menyampaikan, “Museum Sejarah Jakarta senang dapat turut mengadakan pameran ini bersama Kedutaan Besar Australia. Saya berharap pameran ini akan menciptakan peluang lebih lanjut untuk kemitraan budaya dan pariwisata antara dua negara kita.”