top of page
  • Vicharius DJ

Mengumpulkan Tanda-Tanda Ekspresi Seni di Berbagai Zaman


Dalam menyambut hari Kemerdekaan Indonesia, Galeri Nasional kembali mengadakan pameran seni koleksi nasional. Di ruang galeri mereka tersebar sekitar 50 karya seni pascakemerdekaan yang terdiri dari lukisan, patung instalasi, dan video. Pameran ini mengganti pameran lukisan koleksi Istana Negara yang tiga tahun sebelumnya selalu meramaikan gelaran di setiap bulan Agustus. Pameran ini mengangkat tajuk Lini Transisi, dengan tim kurator pameran antara lain Suwarno Wisetrotomo, Rizki A. Zaelani, Teguh Margono, dan Bayu Genia Krishbie. Gagasan kuratorial Lini Transisi merupakan cara untuk menemukan karya-karya yang menunjukkan tanda-tanda perubahan penting dalam perkembangan seni rupa Indonesia, khususnya di era peralihan rezim pemerintahan Indonesia yang berbeda selepas era kemerdekaan. 

Pameran tidak menampilkan karya-karya seni rupa kontemporer Indonesia yang dianggap para ahli sebagai perkembangan seni rupa yang lebih dekat pada kelangsungan era Reformasi Indonesia. Kepala Galeri Nasional, Pustanto mengatakan ada tiga poin penting dalam penyelenggaraan pameran ini. Pertama, kerja sama antarinstansi dan institusi pemerintah merupakan suatu perwujudan upaya bersama antarlembaga pemerintah dalam mengumpulkan data, mendokumentasikan, mempublikasikan, serta pelindungan terhadap karya-karya seni rupa koleksi negara. Kedua, dengan mempublikasikan karya-karya koleksi negara ke hadapan publik, maka hal tersebut merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban negara dalam memberikan kesempatan dan akses kepada publik untuk mengapresiasi, mendapatkan pengetahuan atau wawasan, serta mempelajari lebih dalam terkait seniman maupun karya seni rupa koleksi negara Indonesia. 

Ketiga, gelaran ini tidak hanya untuk menampilkan karya seni rupa koleksi negara untuk dinikmati saja, melainkan sebagai upaya untuk menjamin keberlangsungan karya tersebut sehingga dapat diketahui dan dimanfaatkan secara positif oleh generasi masa depan. “Mewujudkan pameran ini berarti mengapresiasi seniman dan juga karya-karyanya, menyelamatkan aset negara, sekaligus melestarikan warisan dan identitas bangsa,” ujarnya. Pameran Lini Transisi mencoba mengumpulkan tanda-tanda penting mulai dari karya-karya dengan kecenderungan kontekstual, abstrak, serta kecenderungan dekoratif yang secara umum saling menunjukkan berbagai irisan pengaruh dan persoalan yang berkaitan. 

Pameran ini mencoba mengetengahkan berbagai kemungkinan dari tanda-tanda ekspresi seni yang dikerjakan para seniman Indonesia melalui cara-cara penciptaan yang khas dan tertentu. Secara keseluruhan presentasi materi pameran ini hendak menampilkan potensi besar dari karya-karya penting milik negara yang tersebar di berbagai tempat. Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid melihat pameran Lini Transisi sebagai bentuk penggalian kekayaan seni rupa milik seniman Indonesia. “Banyak karya seniman dalam negeri yang menjadi koleksi di berbagai instansi negara. Bahkan sampai di luar negeri pun ada. Nah ini disini dipamerkan agar masyarakat melihat karya bersejarah tersebut,” kata Hilmar. Lebih lanjut, Hilmar mengatakan, dengan melihat banyak koleksi dari karya seniman Indonesia, akan mendorong sirkulasi karya. Efeknya, semakin banyak masyarakat yang bisa menikmati. Selain itu, dinilai memiliki nilai penting dan bersejarah.     

0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page