top of page
  • Vicharius DJ

Merespons Filosofi Keseimbangan Orang Jawa


Choerodin Roadyn, Muji Harji, Endro Bayu, dan Sigit Raharjo berkolaborasi dalam menelurkan sebuah karya lukis dengan judul Power of Jawa. Lukisan itu dibuat di atas kanvas dengan akrilik yang dibagi dalam empat panel. Mereka berempat mengolah imajinasi atas Candi Borobudur, sebuah ikon bersejarah yang pernah menjadi puncak peradaban kebudayaan Jawa. 

Seperti yang banyak literatur tulis, Borobudur mengandung simbol-simbol ajaran dan manifestasi kehidupan manusia. 

Alex Luthfi, pendiri Saung Banon Arts Yogyakarta mengatakan lukisan itu merupakan respon dari para seniman atas filosofi budaya Jawa. Dalam ikon Borobudur, kata Alex, tergambar spirit kerja bahu membahu, gotong royong mendirikan monumen sebagai penghormatan terhadap keyakinan agama yang kemudian menjadi cermin peradaban bangsa. “Menghayati spirit pembangunan Borobudur, nampaknya telah menjelma kedalam sifat orang Jawa, yaitu mengedepankan gotong royong menyatukan satu visi,” ungkapnya. Lukisan itu merupakan satu dari 30 karya yang dipamerkan dalam pameran Power of Jawa di Bentara Budaya Jakarta (BBJ), nama yang sama dengan karya lukis itu. Selain ke empat perupa di atas, ada nama lain yakni Lenny Ratnasari. Kelimanya mencoba menerjemahkan makna atas tema sejalan dengan pendalaman filosofinya masing-masing, baik tentang kehidupan batin dan lahiriah manusia, pencarian diri, lingkungan terdekat sekitarnya, maupun falsafah gotong-royong yang menjadi ciri masyarakat Indonesia. 

Ika W Burhan, Pengelola BBJ mengatakan pemilihan tajuk Power of Jawa bukan dimaksudkan untuk sekedar bernostalgia atas masa silam. Para seniman menurutnya, ingin membagikan pesan pengingat perihal perubahan kondisi sosial dan budaya kini yang acap mengejar ‘kecepatan, kepraktisan, kemudahan’ namun mengesampingkan sopan-santun, unggah-ungguh, kearifan lokal, bahkan nilai sosial yang dulu dijunjung tinggi. BBJ bekerjasama dengan Liquid Colour Community dalam menggelar pameran yang dilaksanakan hingga 24 Agustus mendatang. Liquid Colour Community bergiat di Yogyakarta. Kelompok ini berawal dari pertemuan di sebuah pameran pameran, anggota komunitas Liquid Colour memutuskan untuk bergabung dan mengadakan pameran bersama. 

Nama Liquid Colour diambil dari tema pameran yang mereka laksanakan di Bentara Budaya Yogyakarta pada tahun 2017. Seniman yang tergabung dalam komunitas ini masing-masing memiliki ciri khas tersendiri dalam karyanya. 

Di tahun 2017, mereka membuat sebuah karya kolaborasi berupa lukisan wajah Bung Karno berukuran 2,5 m x 2,5 m dalam rangka memeriahkan ulang tahun Bentara Budaya. Kelompok Liquid Colour juga pernah dipercaya oleh Dinas Kebudayaan Yogyakarta untuk membuat pameran dan lomba melukis di Oemah Petruk dengan tema Warisan.     

#borobudur

0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page