top of page
  • Vicharius DJ

Menengok Pestanya Para Seniman Sketsa


Tumpukan kardus itu bukan kardus meski disusun seperti yang ada di gudang penyimpanan. Kotak cokelat tersebut punya hal yang menarik. Di setiap sisinya tergambar macam-macam sketsa. Mulai gambar suasana pasar, jembatan, hingga kali Renggas di kawasan Kebayoran Baru. 

Adalah KaNa Fuddy Prakoso di balik riasan sketsa kardus itu. Seniman perempuan ini sudah mulai bereksperimen dengan medium kertas sejak 1992. menggemari bikin sketsa di mana pun ia pergi. Perjalanan terjauhnya ketika bikin sketsa adalah ketika traveling ke Afrika utara. Sementara sketasa di atas kardus yang ia pamerka itu dibuatnya langsung (on the spot) ketika sedang melakukan kegiatan harian. “Ini saya sketch sambil belanja. Kadang pergi ke pasar sambil bawa kardus, dan langsung nye-skecth. Bagaimana kalau bikin karya di atas limbah kardus ketimbang kertas. Kardus tidak menjadi sebuah onggokan," ujarnya. 

Gambar-gambar KaNa pun kini dipajang menjadi sebuah instalasi dan disusun bertingkat di Gedung A, Galeri Nasional Indonesia. Karyanya tergabung dalam pameran Festival Sketsa Indonesia bertajuk Sketsaforia yang berlangsung hingga 12 Oktober mendatang. Adapun, rangkaian festivalnya digelar di 11 kota seperti Medan, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Solo, dan lain-lain. Khusus untuk pameran di Galeri Nasional Indonesia, ditampilkan 12 arsip dan 616 karya sketsa dengan beragam medium mulai kertas, kardus, hingga daun dari 122 pembuat sketsa. 

Selain karya milik KaNa, ada juga seniman sketsa asal Semarang, Harry Suryo yang membuat sketsa mini. Untuk melihatnya saja, Anda harus memakai kaca pembesar. Asmoadji berbeda lagi. Ia membentuk sketsa seperti karya 3Dimensi yang bisa ditangkap maknanya dari samping. Pemukiman di pinggir kali digambarkannya di atas kayu bak lukisan, namun ditelisik lebih dalam lagi, di dalam karyanya ada penggamban rumah pinggir sungai dari kardus. Ada juga Sri Hardana yang menggambar sketsa di atas pelat. Di sisi lain Gedung A, ada sketsa karya S.Sudjojono, Srihadi Soedarsono, Henk Ngantung, Romo Mudji, Yusuf Susilo, dan lain-lain. 

Kurator festival Bambang Bujono mengatakan sketsa urban merupakan fenomena sosial sekaligus fenomena kesenian yang telah melahirkan komunitas skesta di berbagai belahan dunia, tak terkecuali di dalam negeri. Menurutnya, keberadaan komunitas ini menjadi penting sebagai upaya yang dilakukan bersama-sama dalam hal berkesenian. Oleh sebab itu, penting juga diadakannya sebuah kegiatan yang bisa mengakomodir mereka sekaligus memperkenalkan karya seperti apa yang mereka buat. “Karya-karya yang disuguhkan dalam acara ini juga menampilkan ragam karya sketsa yang terus mengalami perkembangan selayaknya seni yang lain,” katanya.     

0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page