top of page
  • Vicharius DJ

Sambut Gelaran Seni dan Desain Kontemporer ICAD 2019!


Indonesia Contemporary Art and Design (ICAD) kembali dibuka tahun ini. Sudah 10 tahun sejak pertama kali diadakan pada 2009 lampau. ICAD mengalami perubahan dan perkembangan dari tahun ke tahun setiap kali dibuka. Di sinilah kolaborasi seni, desain, teknologi, huburan, dan industri perhotelan dapat terjadi. Diana Nazir, inisiator ICAD mengatakan 10 tahun usia ICAD menandakan bahwa pagelaran ini sudah melalui perjalanan yang panjang. Dirinya tidak ingin acara seperti ini stagnan dan ingin menciptakan langkah yang besar tiap tahunnya. 

“Alhamdulillah di tahun ke 10, sudah dua tahun terakhir ICAD ada di Milan dan Oktober ini ada di Jakarta. Tahun depan punya beberapa titik di luar negeri dan di daerah lainnya, doakan,” pungkasnya. Tahun ini penyelenggaraan ICAD mengangkat tema, Faktor X. Pemilihan tema itu dimaksudkan untuk menjadi bukti bahwa ICAD bukanlah sebuah institusi kemarin sore. Tiap tahunnya ICAD mengeksplorasi kekayaan kearifan lokal secara kontemporer membuatnya matang dalam mendesain sebuah gelaran industri kreatif dan kebudayaan. 

Hafiz Rancajale, kurator ICAD 2019 mengatakan tahun ini proses penampilan karya terbagi dalam dua zona; In Focus dan Next Gen. Pada zona pertama ada sepuluh maestro dari berbagai bidang seperti arsitektur, seni rupa, sastra, dan desain interior. Mereka yang ikut hadir antara lain Agus Suwage, Dolorosa Sinaga, FX Harsono, Hadiprana, Nirwan Dewanto, dan Rinaldy A Yunardi. Sementara di zona kedua ditampilkan karya seniman dan desainer muda yang dianggap berkontribusi terhadap perkembangan desain dan seni kontemporer di Indonesia, antara lain Danny Wicaksono, Denny Priyatna, Mulyana, dan Yaya Sung. 

Menurut Hafiz seniman dan desainer yang dipilih akan menggunakan metode pemetaan pemikiran dalam penelusuran proses berkarya mereka. “Kami membuat mind mapping, membaca praktik dunia seni rupa sekarang. ICAD menemui orang-orang dan pelaku kreatif, para maestro, dan generasi yang menjadi pelaku utama,” ungkapnya. Hal yang membedakan dari penyelenggaraan sebelumnya, ICAD 2019 membuat konsep baru dengan mengadakan marketplace untuk yang pertama kalinya serta menampilkan banyak karya dari berbagai seniman dan desainer berbakat. 

Untuk itulah ICAD juga akan menyuguhkan program utama yang dinama ICAD AWARD, sebuah ajang untuk memberikan penghargaan kepada para pelaku industri kreatif yang dianggap penting dan memberikan kontribusi yang besar pada perkembangan dunia seni dan desain kontemporer di Indonesia. Sistem penerima penghargaan akan dipilih dan dinilai terlebih dahulu oleh tim riset dari juri yang dilakukan oleh pihak ICAD. ICAD 2019 terselenggara hingga 24 November mendatang. Beberapa agenda yang bisa diikuti oleh pengunjung di antaranya: Film Convention Agenda yang akan dilaksanakan pada 17 Oktober 2019 pada pukul 14.00 WIB – 18.00 WIB. Agenda ini diadakan dengan kolaborasi bersama Motion Picture Association (MPA) dan Asosiasi Produser Film Indonesia (APROFI) yang dibagi menjadi dua sesi: Pertama akan diadakan Masterclass in Series Production dengan Kimberly James (HBO Asia). Sesi kedua akan diadakan Screenplay for Series dengan Kimberly James (HBO Asia) dan Salman Aristo (Aprofi) 

Lalu terdapat pula Art Convention Agenda yang dilaksanakan pada 23 Oktober 2019 mulai pukul 14.00 WIB – 18.00 WIB berkolaborasi dengan Koalisi Seni. Sesi pertama bertajuk Intoart dalam kolaborasi dengan British Council dan Sam Jones sebagai pembicaranya. Sementara sesi kedua Creative Economy Law dalam kolaborasi bersama Koalisi Seni. Agenda lain adalah Design Convention. Agenda ini akan diadakan pada 1 November 2019 mulai pukul 14.00 WIB- 18.00 WIB, Architecture as an Art yang berkolaborasi dengan Ikatan Arsitek Indonesia – Jakarta dengan pembicara Budi Pradono, Cosmas Gozali dan Revano Satria. 

0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page