top of page
  • Vicharius DJ

AFAIR 2020, Pemantik Karya Terbaik Arsitek Muda

Bagaimana sebuah karya arsitektur mampu menjadi bagian dari jawaban persoalan manusia? Apakah ia hadir hanya sekedar karya mati tanpa ada sentuhan jiwa di dalamnya? Pertanyaan tadi seringkali muncul dalam dunia arsitektur dan rancang bangun. Majunya zaman, teknologi yang meningkat, hingga kekhawatiran akan timbulnya dehumanisasi seharusnya memang jadi bagian dari arsitektur itu sendiri. Persoalan aktual manusia yang harus dijawab bersama.


Asosiasi Pendidikan Tinggi Arsitektur Indonesia (APTARI) bersama Departemen Arsitektur Universitas Indonesia di Galeri Nasional mengadakan pameran dua tahunan, Architecture Fair (AFAIR) 2020 untuk mencari jawaban atas kegelisahan tadi. AFAIR 2020 menyajikan 214 karya arsitektur dua dimensi dan tiga dimensi dari 62 kampus yang tergabung dalam APTARI.



Yandri Andri Yatmo, Ketua APTARI sekaligus kurator AFAIR 2020 mengatakan semua karya yang ikut dalam pameran dipilih berdasarkan pertimbangan kuratorial. AFAIR 2020 mengambil tema Us Within Us Without yang menunjukan keterhubungan manusia dengan arsitektur bukan sekadar pada soal rancang bangun belaka. Merujuk tema, proses kurasi karya berupaya memantik peserta berpikir jauh mengaitkan arsitektur dengan isu aktual di sekitarnya.


“Ikhtiar dasar pameran ini adalah ingin menjadikan mahasiswa sebagai garda terdepan untuk menjadikan arsitektur sebagai salah satu cara mencapai keseimbangan kosmos. Lewat karya-karya yang dipamerkan, publik dapat melihat arsitektur sebagai cara untuk menemukan jawaban atas berbagai permasalahan mulai dari lingkungan, iklim, sosial, budaya, hingga bencana,” katanya.



Yandi berharap, karya-karya ini bisa mendorong diskursus yang memberikan arahan baru untuk pendidikan arsitektur, untuk mencetak arsitek yang kritis dan mampu mempertanggungjawabkan karyanya. Senada dengannya, Ketua Departemen Arsitektur Universitas Indonesia Dalhar Susanto menyebut arena seperti AFAIR 2020 diharapkan dapat mendorong mahasiswa arsitektur dapat mempertanggungjawabkan karyanya dan terlibat dalam menciptakan dunia yang lebih baik seturut idealisme.


Sementara itu, Kepala Galeri Nasional Indonesia Pustanto menyebutkan, secara artistik, pameran ini lebih merupakan bentuk perkawinan yang menarik antara seni rupa dengan arsitektur. Karena itu, ia berharap pameran ini mendorong penciptaan kreasi seni baru yang menggabungkan beragam disiplin ilmu, terutama di kalangan seniman yang lebih muda.



Pameran ini diikuti mahasiswa arsitektur dari 62 kampus dan institusi yang tergabung dalam APTARI. Mereka menyajikan 105 karya. Lalu, dari Departemen Arsitektur Universitas Indonesia ada 109 karya mahasiswa.


Pameran ini dibuka sejak akhir Januari lalu dan masih berlangsung hingga 9 Februari mendatang. Selain program pameran, AFAIR 2020 juga menghadirkan beragam rangkaian cara seperti diskusi terbuka dan presentasi karya yang akan digelar sepanjang pameran AFAIR 2020.

0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page