- Vicharius DJ
Arisan Karya, Galang Dana Kolektif Untuk Perupa Terdampak Covid-19
Pandemi Covid-19 mulai berdampak pada sendi-sendi ekonomi negara. Ia menyerang semua lapisan masyarakat, termasuk kelompok seniman perupa. Pameran seni yang sejatinya diadakan tiap bulan untuk menarik para kolektor urung diadakan sejak pertengahan Maret lalu.
Di Indonesia, pemerintah maupun para pelaku kreatif belum bisa membangun sebuah jaring pengaman sistemik yang bisa menjamin keberlangsungan ekosistem industri mereka. Maka dari itu setiap kali krisis melanda, bantuan-bantuan yang digalang oleh kolektif-kolektif kecil tanpa komando pusat dan aturan yang jelas.
Inisiatif-inisiatif itu muncul dalam berbagai bentuk. Ada yang berupa bantuan langsung. Ada pula bantuan yang dibalut dengan program seru seperti Arisan Karya yang digelar Museum MACAN. Program ini sebagai usaha untuk mendukung para perupa dan komunitas seni menghadapi New Normal pascapandemi.

Sebanyak 300 karya dari 300 perupa seni meramaikan program ini. Direktur Museum Macan, Aaron Seeto mengatakan, program Arisan Karya akan mengumpulkan dana dari masyarakat untuk perupa Indonesia dari berbagai latar belakang.
Meski jumlah yang dikumpulkan mungkin tidak besar secara nominal, tetapi gerakan positif ini diperlukan saat pandemi berlangsung. Apalagi, saat ini banyak perupa dan juga komunitas seni yang mengkhawatirkan kondisi finansial mereka.
Para perupa yang berpartisipasi diminta untuk mengirimkan karya mereka. Entah itu dalam. Bentuk lukisan, patung, karya cetak, atau foto. Arisan Karya bergerak dengan modus operandi pembelian kupon bernomor seharga Rp1 juta. Nantinya kupon bernomor ini akan dicocokkan dengan nomor karya seni dalam sesi Ungkap Karya di Instagram Live Museum MACAN (@museummacan).

Arisan Karya akan diadakan dalam tiga ronde pada Mei, Juni, dan Juli. Ronde pertama akan diadakan pada 20-28 Mei 2020 di situs resmi toko cinderamata Museum MACAN. Seluruh karya yang diikutsertakan dalam arisan ini bersifat misterius hingga hari Ungkap Karya.
Nantinya, para perupa akan menerima 70% dari dana yang terkumpul. Dana lainnya akan dialokasikan untuk memfasilitasi perupa untuk membagi ilmu dan pengalaman mereka dengan masyarakat lewat materi online, termasuk tip praktis berkesenian, lokakarya kreatif untuk dilakukan di rumah, atau program wicara, yang akan ditampilkan lewat platform digital Museum Macan.
“Masa ini bukanlah jalan buntu, tetapi jadi waktu yang tepat untuk bangkit. Melalui inisiatif ini kita berusaha memberi suntikan semangat di tengah periode yang penuh ketidakpastian, dan menggerakkan masyarakat untuk lebih mengapresiasi karya-karya seni dari perupa Indonesia,” terang Aaron.
Kepala pengembangan kegiatan Museum Macan, Amalia Wirjono mengatakan, dalam program ini, Museum Macan menjangkau berbagai jejaringnya untuk mengajak perupa dari seluruh Indonesia. Para perupa diwajibkan menyertakan maksimal tiga karya seni, yang nantinya akan dikurasi kembali.

Sementara kurator Museum Macan, Asep Topan menuturkan bahwa, animo para perupa yang mengikuti program ini sangatlah besar. Tim kurasi menerima 430 aplikasi dari para perupa Indonesia dengan total lebih dari 900 karya. Dari jumlah tersebut, kurator pun memilih 300 karya dari 300 seniman yang akan mengikuti program Arisan Karya.
“Bagi kami, animo dan semangat positif membuktikan komunitas di Indonesia termasuk para perupa memiliki motivasi untuk tetap bersemangat. Para pelaku ekosistem perlu saling bekerja sama untuk membangun semangat satu sama lain,” jelasnya.
Beberapa perupa yang akan berpartisipasi dalam inisiatif ini termasuk Melati Suryodarmo, Tisna Sanjaya, Saleh Husein, Agus Suwage, dan Ika Vantiani. Sedangkan perupa muda yang lolos seleksi antara lain, Annisa Rizkiana Rahmasari, dan Rega Ayundya.