top of page
  • Vicharius DJ

Batik Saparinah, Simbol Ketangguhan Perjuangan Perempuan

Cemara 6 Galeri - Toeti Heraty Museum saat ini masih mengadakan pameran bertajuk Membatik Ketangguhan. Pameran ini menampilkan sejumlah koleksi kain batik, termasuk Batik Saparinah bermotif 9 burung Hong dan anggrek yang terinspirasi dari sosok Saparinah Sadli sekaligus mencerminkan ketangguhan perempuan pembela HAM.

 

Batik Saparinah diciptakan untuk merayakan hari ulang tahunnya yang ke-90, pada 2017 dengan berdasarkan refleksi Saprinah Sadli dengan beberapa pejuang kesetaraan gender, yakni Kamala Chandrakirana, Andy Yentriyani, Myra Diarsi dan Tati Krisnawati, bersama peneliti batik, William Kwan Hwie Liong.

 

Direktur Cemara 6 Galeri-Toeti Heraty Museum, Inda C. Noerhadi menuturkan, Membatik Ketangguhan diselenggarakan untuk memperkenalkan sosok Saparinah Sadli dan perjuangan para perempuan kepada para penggemar batik serta mereka yang peduli terhadap perjuangan kesetaraan gender.

 

“Peristiwa ini diharapkan dapat mempertemukan publik dari dua spektrum yang berbeda dan menginspirasi kolaborasi serupa pada masa depan,” katanya.

 

Dikurasi oleh William Kwan Hwie Liong, pameran ini akan menampilkan 12 Batik Saparinah. Batik ini diciptakan berdasarkan refleksi bersama Saparinah Sadli mengenai perjalanan hidupnya yang bertaut dengan berbagai persoalan kebangsaan, terutama kekerasan berbasis gender terhadap perempuan.

 

Motif yang ada dalam batik tersebut adalah sembilan burung hong (burung phoenix) dan anggrek bulan yang terinspirasi dari sosok Saparinah Sadli, sekaligus mencerminkan ketangguhan perempuan pembela hak asasi manusia (HAM) dalam melakukan perjuangan.

 

Saparinah merupakan sosok inspiratif bagi para pejuang gerakan perempuan di Indonesia. Setelah tragedi Mei 1998, dia memperjuangkan keadilan bagi para korban Mei’98 melalui Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF). Tidak hanya itu, dia juga menjadi Ketua Pertama Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan.

 

Selain memamerkan Batik Saparinah, pameran ini juga akan menyelenggarakan lokakarya bersama dengan para pengrajin batik dari Pekalongan dan Batang, Jawa Tengah. Lokakarya ini dapat diikuti oleh pelajar dan orang dewasa. Kemudian, ajang ini juga akan menyajikan diskusi untuk memaknai Batik Saparinah dan pemutaran film tentang batik.

 

Pameran ini dibuka pada Senin lalu dan diresmikan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati. Rangkaian pameran diikuti dengan diskusi dengan pemantik kurator pameran William Kwan Hwie Liong, akademisi Melani Budianta, dan sutradara Nia Dinata.

0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page