top of page
  • Vicharius DJ

Cerita Dua Sejoli Aquilizan dalam Karya Seni Kontemporer

Museum MACAN membuka pameran survei besar dari pasangan perupa asal Filipina Isabel dan Alfredo Aquilizan bertajuk Somewhere, Elsewhere, Nowhere. Setidaknya pameran ini menampilkan 30 karya yang terdiri dari instalasi besar, patung, dan seni gambar yang telah dibuat selama lebih dari 20 tahun praktik kolaboratif mereka.


Isabel dan Alfredo Aquilizan adalah pasangan suami istri sekaligus rekanan artistik yang telah memamerkan karyanya secara luas di sejumlah pameran besar dan biennial di seluruh dunia. Sebagai seniman, mereka dikenal lewat perspektif unik yang kerap kali berkisar pada lingkungan rumah dan keluarga, menggabungkan material-material yang mudah ditemukan sehari-hari ke dalam karya yang dibuat, dan menemukan cara di mana identitas dan sejarah terbentuk melalui perjalanan dan migrasi.

Karya Isabel dan Alfredo Aquilizan menggunakan ragam material yang sederhana dan mudah ditemukan seperti kardus, sandal jepit, sikat gigi, dan selimut. Bagi mereka, benda-benda yang sarat akan aktivitas masyarakat dan kerap digunakan ketika bepergian ini merupakan medium sederhana yang dapat membangkitkan ide-ide mengenai identitas individu, sejarah, perjalanan, dan migrasi.


Salah satunya karya Presences and Absences: Project Be-longing (1999-2023). Karya yang telah digagas sejak awal praktik seni Isabel dan Alfredo pada tahun 1997 ini merupakan proyek survei yang melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat di negara tempat mereka menggelar pameran.

Di Indonesia, lewat kolaborasi dengan Museum MACAN, dia membuka undangan partisipasi masyarakat untuk memberikan sikat gigi bekas mereka untuk menjadi satu karya bertumbuh. Pada hari pembukaan pameran, terkumpulah sebanyak 10.000 lebih sikat gigi dalam karya tersebut.


Melalui karya ini mereka merespons gagasan mengenai 'penghapusan dan kenangan' dan terinspirasi dari sejarah kolonialisasi. Bagi mereka, sikat gigi menjadi simbol dari identitas personal dan dekat dengan kehidupan setiap orang. Ketika sikat gigi itu tidak terpakai lagi, benda itu akan dibuang. Namun, dengan proyek ini, dia mencoba mengumpulkan orang-orang itu menjadi satu kenangan kolektif.


Alfredo mengatakan, kisah-kisah yang diangkat dari pameran ini terinspirasi dari pengalaman bekerja di berbagai tempat, dengan beragam komunitas dari seluruh dunia, termasuk Indonesia. Bagi dia dan Isabel, kolaborasi berperan besar dalam sejarah perjalanan mereka, menjadi sumber inspirasi serta pengaruh penting dalam pengembangan praktik mereka sebagai perupa. 

“Pameran ini adalah tentang keterlibatan. Kami sangat ingin melihat makna dari setiap karya berkembang dan berlipat ganda seiring dengan perjalanan karya-karya tersebut ke berbagai tempat,” katanya.


Selain karya tadi terdapat karya baru berjudul Caged (2023). Ini adalah sebuah karya yang berbentuk sebuah sayap pesawat berukuran asli yang terdiri 92 sangkar burung yang disusun layaknya puzzle, dengan rekaman kicauan burung yang memenuhi ruangan. 


Mereka terinspirasi dari sebuah proyek residensi di Yogyakarta di mana Alfredo dan Isabel membaur dengan masyarakat lokal, termasuk dengan para artisan. Bagi mereka Caged adalah karya yang diilhami dari pengalaman ketika keduanya menjadi perupa mukiman (artist-in-residence) di Yogyakarta lima tahun yang lalu.

Isabel menjelaskan, karya ini juga berbicara tentang kehadiran dan ketiadaan, di mana pahatannya berbentuk seperti sayap yang sedang terbang. Rekaman kicauan burung yang memenuhi galeri dengan melodi yang harmonis, menciptakan ruang refleksi bagi pengunjung dalam berinteraksi dan berkontemplasi.


“Melalui karya ini, kami mengubah sangkar burung menjadi sesuatu yang bersifat familiar sekaligus tersembunyi. Menghadirkan rasa terkungkung dan kerinduan,” kata Isabel. Pameran Somewhere, Elsewhere, Nowhere akan berlangsung mulai dari 24 Juni hingga 8 Oktober 2023

0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page