top of page
  • Vicharius DJ

Goresan Abstrak Ritual Topeng Tabuh Cirebon

Seni rupa modern khususnya abstrak berkembang sejak munculnya aliran ekspresionisme di Jerman. Wassily Kandinsky merupakan salah satu pionirnya. Ia dikenal menciptakan banyak teori persepsi warna, komposisi, bentuk, dan secara konsisten mengekspresikannya lewat karya-karya.


Di Indonesia, sejarah seni abstrak muncul melalui dua pintu. Bandung dan Yogyakarta. Sri Hadi, Ahmad Saduli, Popo Iskandar, Hendro, dan Fajar Sidik merupakan nama-nama yang selama ini dikenal penganut aliran asbtrak. Namun dalam praktik seni rupa abstrak di Indonesia  ada pula yang mempraktikkan gaya abstrak non-objektif. Salah satunya, Andi Suandi.



Ia banyak mendapatkan inspirasi dari ritual tari topeng tabuh cirebon tentang bentul visual dari sebuah kearifan lokal. Inspirasi ini ia tuangkan dalam pameran tunggalnya bertajuk Topeng Tabuh Cirebon di galeri Bentara Budaya Jakarta.


Menurutnya, dalam kearifan lokal masyarakat Cirebon, ada rasa syukur terhadap alam dan Sang Pencipta kehidupan yang menyatu dalam tetabuhan yang ritmis nan estetis. “Bagi saya topeng Cirebon merupakan simbol penciptaan semesta berdasarkan sistem kepercayaan Indonesia purba dan Hindu-Budha-Majapahit,” katanya.



Tetabuhan yang mengiringi tarian ini menambah kekhidmatan dalam prosesinya. Misalnya saat proses pembakaran kemenyan. Proses ini menampilkan empat warna (merah, kuning, putih, dan hitam) yang menjadi simbol empat unsur alam. Menurut penuturan warga setempat, wewangian yang ditimbulkan dari pembakaran kemenyan ini bernuansa magis, menyiratkan segala sesuatu harus penuh kebaikan bagi sesama.


Lulusan Seni Rupa IKIP Jakarta itu mencoba menangkap kekuatan dari roh alam purba, gerak tari, dan tetabuhan musik yang ritmis serta magis yang termaktub dalam ritual tersebut. Tahun 2012, President Jakarta Contemporary Painter Asociation (JCPA) periode 2004-2007 ini pernah menggelar pameran tunggal bertajuk “Per’Adaba’an Spiritual” di Galeri Cipta II, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, sepanjang 7-13 September.



Karya-karyanya dalam pameran ini berhasil mengundang decak kagum para pengunjung. Sebab melalui lukisannya, Andi tidak hanya melukis alam-fisik biasa, tapi lebih kepada nilai-nilai religius yang terlahir dari pengalaman kontemplasinya.


Diadakannya pameran lukisan abstrak ini berikhtiar mengajak masyarakat agar mengapresiasi dan memahami bentuk-bentuk abstrak yang tersusun dari warna, garis, dan komposisi yang terpelihara dalam ritual dan mitologi masyarakat Nusantara. Pameran ini masih terbuka untuk umum hingga 28 Februari mendatang.

0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page