top of page
  • Vicharius DJ

Menengok Warisan Pamor Sang Pangeran

Museum Nasional Indonesia mempersembahkan pameran pusaka Diponegoro yang bertajuk Pamor Sang Pameran. Dibuka untuk umum pada 31 Oktober hingga 26 November. Eksibisi yang menjadi rangkaian dari Pekan Kebudayaan Nasional 2020 dibuat lebih kekinian dan modern.



Kurator pameran Pamor Sang Pangeran, Nusi Lisabila Estudiantin, menuturkan eksibisinya memang dibuat berbeda ketimbang pameran biasanya. “Kami menyatukan di antara kekunoan dan kekinian, kami menyajikan bagaimana suatu pameran tidak hanya sekadar narasi saja,” ucap Nusi.


Menurutnya, pameran yang mampu menarik generasi muda agar tertarik dengan sejarah dan tokoh-tokoh lain yang ada di dalam buku adalah melalui storytelling. Media video mapping pun sengaja dipilih oleh penyelenggara. “Kami menyajikan kisah tentang Pangeran Diponegoro atau segala peristiwa pentingnya dalam bentuk kontemporer,” lanjutnya.



Dalam pameran Pamor Sang Pangeran, ada video mapping dalam bentuk manga dan para pelukis Babad Diponegoro yang karyanya hadir dalam slide show. Lukisan itu untuk dikaji atau dicerna maknanya. Menariknya, dalam ruang pamer juga ada backsound, kidung dari Sunan Kalijaga.


Kidung Sunan Kalijaga itu menceritakan tentang ketabahan dalam menghadapi cobaan dan bagaimana menghalau segala penyakit, setan, dan jin. Suara yang disiarkan selama berada di ruang pamer bertujuan ingin memberikan aura positif kepada pengunjung selama masa pandemi.



Selain itu, untuk pertama kalinya keris Kanjeng Kiai Nogo Siluman tampil di hadapan publik. Pusaka-pusaka Pangeran Diponegoro yang dipamerkan ini menemani pangeran saat Perang Jawa berlangsung dan punya kedekatan secara spiritual.


Empat pusaka sang pangeran dibawa Belanda sebagai rampasan perang, sedangkan Keris Kanjeng Kiai Nogo Siluman adalah keris pemberian Diponegoro kepada Kolonel Jan Baptist Cleerens, yang di kemudian hari mengkhianati kepercayaan Diponegoro. Keris dijadikan sebagai bukti kemenangan Belanda. Lima pusaka Pangeran Diponegoro akhirnya kembali ke Tanah Air dalam tiga kurun waktu yakni di tahun 1977, 2015, dan 2020.



Bagi pencinta seni dan sejarah yang ingin menyambangi pameran Pamor Sang Pangeran, bisa mendaftar terlebih dahulu di laman pkn.id. Lalu memilih hari dan jam sesuai keinginan. Setiap satu sesi kunjungan hanya diperbolehkan maksimal 25 orang. 

0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page