- Vicharius DJ
Mengintip Sajian Seni Rupa Arus Timur
Jeffry Watimena merupakan satu di antara seniman lukis asal Kota Bitung, Sulawesi Utara yang ikut memamerkan karyanya dengan judul Yakiku. Di atas media lukis, pria yang keseharian mengajar di sekolah SMP di Bitung itu melukis seekor Yaki atau yang dalam bahasa latin Macaca Nigra.
Dengan model kepala di sebelah kanan, Yaki digambarkan sedang mengisap sebatang rokok dan badannya di sebelah kiri. “Keikutsertaan kami di GNI, meski di situasi Pandemi Covid-19, seniman Bitung masih bisa berjuang sampai galeri nasional tempat pameran lukisan berkualitas nasional. Meskipun tanpa dukungan pemerintah dalam suasana politik,” tutur Jeff.

Jeff termasuk dari 23 perupa yang tergabung dalam pameran seni bertajuk Arus Timur. Pameran ini diselenggarakan oleh Galeri Nasiona yang bekerja sama dengan komunitas TORANG Sulawesi Utara. Seluruhnya terdapat 25 karya yang dipamerkan secara daring di situs galnasonline.id.
Dikuratori Citra Smara Dewi, Heru Hikayat, dan Yusuf Susilo Hartono, pameran ini menampilkan karya-karya berupa lukisan pada kanvas dan kertas, patung, sketsa, mural pada tembok, gerabah, kaligrafi Islam, relief, dan batik tulis.

Menurut tim kurator, frasa Arus Timur dianggap cocok menjadi representasi dari medan sosial seni rupa sekaligus melihat dinamika perkembangan seni rupa di Sulawesi Utara. “Arus Timur merupakan upaya untuk merangkai benang merah perkembangan seni rupa di Sulawesi Utara," kata salah satu kurator Citra Smara Dewi.
Ia mengatakan ada tiga hal menarik yang bisa dilihat dari karya para perupa. Di antaranya eksplorasi material, media, dan teknik yang tak lagi sebatas cat minyak atau akrilik pada kanvas, potensi kelokalan, dan nilai spiritual yang dianut masyarakat Sulawesi Utara sebagai gagasan berkarya.
Kepala Galeri Nasional Indonesia, Pustanto, mengatakan pameran daring ini digelar bertepatan dengan usia komunitas yang menginjak dua tahun. Galeri Nasional Indonesia tentunya mendukung pameran ini sebagai upaya Komunitas Seni TORANG untuk menunjukkan geliat keseniannya dan mengukuhkan perannya dalam kancah seni rupa Sulawesi Utara.
Ia berharap digelarnya pameran daring komunitas seni TORANG Sulawesi Utara juga bisa dilihat publik luas. “Pameran ini dapat menjadi media representasi karya-karya para perupa di Sulawesi Utara kepada masyarakat umum,” tukas Pustanto. Pameran dibuka sejak 4 Desember lalu dan masih berlangsung hingga akhir Desember nanti.