top of page
  • Vicharius DJ

Menyorot Isu Pembangunan Berkelanjutan Lewat Science Film Festival

Seperti pada tahun lalu, Goethe Institut tetap menghadirkan Science Film Festival meskipun di tengah pandemi Covid-19. Acara itu diselenggarakan secara daring mulai tanggal 20 Oktober sampai 6 November 2020di 24 kota. Dengan mengusung tema Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.


Festival tahun ini bermaksud mengajak siswa berusia 9-14 tahun untuk menjelajahi berbagai isu di balik Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) melalui film-film yang didampingi oleh berbagai demonstrasi eksperimen ilmiah yang seru. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan adalah kesepakatan bersama 193 negara yang diputuskan pada September 2015, untuk  mengimplementasikan 17 tujuan dan 169 capaian hingga tahun 2030 untuk membuat dunia menjadi lebih baik.



Dr. Stefan Dreyer, Direktur Regional Goethe-Institut untuk Asia Tenggara, Australia dan Selandia Baru mengatakan Science Film Festival bekerja bersama program pembangunan PBB menyoroti berbagai isu di balik Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Melalui seleksi internasional film-film menghibur mengenai sains, teknologi dan lingkungan, festival ini membantu memperluas percakapan tentang isu-isu sentral SDGs.

“Melalui percakapan ini, festival ini juga hendak menciptakan peluang bagi kita untuk bertindak dan berpartisipasi secara langsung membuat umat manusia dan planet kita menjadi lebih baik,” katanya.



Science Film Festival 2020 di Indonesia akan memutar 15 film dari Chile, Jerman, Indonesia, Myanmar, Spanyol, dan Thailand yang telah disulihsuarakan ke dalam bahasa Indonesia. Festival ini juga menyediakan bahan ajar dan eksperimen sains yang disarankan untuk kegiatan pembelajaran yang terkait dengan tema tahun ini yang menjadi pelengkap untuk film-film yang ditayangkan.


Film-film terpilih itu dijadwalkan diputar secara bergantian lewat platform daring kepada siswa-siswi di 24 kota, mulai dari Ambon, Denpasar, Bandung, Bogor, Bondowoso, Jakarta, Jayapura, Kupang, Malang, Manado, Mataram, Matauli Pandan, Maumere, Medan, Pontianak, Salatiga, Sidoarjo, Sorong, Supiori, Surabaya, Tangerang, Tomohon, Waingapu, dan Yogyakarta.



Sejak edisi perdananya di Thailand pada tahun 2005, Science Film Festival konsisten mempromosikan literasi sains kepada generasi muda di Asia Tenggara, Asia Selatan, Afrika Utara, Amerika Latin, Afrika Sub-Sahara, dan Timur Tengah melalui komunikasi berbasis pengetahuan yang menghibur. Science Film Festival diperkenalkan dan diadakan di Indonesia pada tahun 2010 seiring dengan upaya ekspansi regional festival pada masa itu.


Dalam perjalanan waktu, festival ini telah mengukuhkan diri sebagai acara terbesar di dunia dalam kategori ini, dengan lebih dari satu juta pengunjung di 23 negara selama edisi tahun 2019, termasuk lebih dari 122.000 pengunjung di Indonesia. Festival tahun ini diselenggarakan secara internasional di 30 negara. Untuk informasi lebih lanjut, silakan akses laman www.sciencefilmfestival.org

0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page