- Vicharius DJ
Nunung WS dan Manifestasi Seni Abstrak Indonesia
Seniman Nunung W. S menggelar pameran tunggal bertajuk The Spirit Within (Jiwa dalam Manunggal) di Galeri Nasional Indonesia. Kurator pameran Chabib Duta Hapsoro mengatakan bahwa sang seniman merupakan manifestasi dari konsistensi, daya tahan, dan energi dari seni lukis abstrak Indonesia.
Dia telah menciptakan ratusan lukisan sejak 1970-an sampai dengan saat ini dengan berbagai gaya. Kekaryaan Nunung adalah sebuah daur lantaran selalu meramu kembali pencapaian-pencapaian yang dimiliki dengan kesadaran yang baru. Pendekatan tersebut menuntunnya ke cecabang baru yang membuka banyak kemungkinan.

Pendekatan itu juga membuat tubuh kekaryaan sang seniman memiliki kekhasan, yakni selalu ada pola atau order dalam cara menarik garis, penggunaan bahan, warna, dan seterusnya. “Kita berhadapan dengan sebuah perkembangan kekaryaan yang tertata dan terukur,” tegasnya.
Sebagian besar karya dalam pameran ini adalah karya-karya terbaru dari sang seniman yang diciptakan dari 2020 sampai 2022. Karya dalam kurun waktu ini mewakili puncak-puncak dan tubuh-tubuh dalam kekaryaan sang seniman yang penting. Selain itu, pameran ini juga akan menampilkan karya sang seniman yang terdahulu.
Jika dibentangkan secara runut, tubuh-tubuh kekaryaannya mencakup tiga periode. Pertama adalah manifestasi artistik dari pencerapannya terhadap alam di sekelilingnya melalui ekspresi gemaris yang efisien. Dia mengimba secara “manasuka” objek-objek yang menggetarkan hatinya. Pada periode ini, para penikmat seni akan mendapati judul-judul karya yang merujuk ke sejumlah lokasi tipikal seperti Bali, Maninjau, dan Borobudur. Periode ini juga menandai masa ketika Nunung secara intensif melukis di bawah bimbingan pelukis Nashar.

Kedua adalah perkenalan dan intensitas Nunung dengan sapuan-sapuan ekspresif yang meneladani aspek-aspek gestural kaligrafi.Lekak-lekuk gemaris atau khat yang khas dalam kaligrafi melahirkan sejumlah karya-karya dengan sapuan yang ekspresif dan semarak, sekaligus efisien dan hening.
Ketiga, ekspresi gestural kaligrafi menuntun Nunung kepada pencarian-pencarian suasana spiritual. Pada periode ketiga ini, goresan sang seniman di atas kanvas makin membidang dengan palet warna yang kian cermat. Bidang yang bertumpuk itu acap kali menghadirkan nuansa transparan dan garis tepi yang kabur sehingga menyarankan sebuah pengalaman ambang.
Inspirasi sang seniman dalam berkarya sangat meluas dan dapat terlihat dalam warna vernakular yang hadir dalam tenun Nusantara. Kemudian, dia juga tertarik kepada sensasi visual yang transparan dan kaya dari kelindan rumit benang-benang yang mewujudkan sebuah karya tenun.

Karya itu membuktikan bahwa Nunung selalu berjangkar kepada kenyataan atau dunia material yang dinamis dengan laku-laku khas seni lukis demi mencapai pengalaman mistik. “Menuju kematangannya sebagai manusia, Nunung memang digerakkan oleh daya-daya spiritual,” katanya.
Pameran seniman dengan nama asli Siti Nurbaya itu masih berlangsung dan terbuka untuk publik hingga 26 Juni mendatang. Bagi Anda yang tertarik melihatnya, silakan berkunjung!