top of page
  • Vicharius DJ

Pentas Savitri Rayakan 44 Tahun Teater Koma

Tahun ini kelompok Teater Koma merayakan ulang tahun yang ke-44. Untuk merayakannya mereka menyelenggarakan pertunjukan bertajuk Savitri secara daring. Nano Riantiarno, sang sutradara mengatakan ada banyak tantangan ketika menyutradarai lakon Savitri. Salah satunya adalah mengadaptasi ke format daring, dari pementasan yang terbiasa luring dengan banyak penonton.


Pementasan daring bukanlah yang pertama untuk Teater Koma. Pada 2020 mereka sudah memulainya saat pemerintah Indonesia mulai membatasi pertemuan yang berpotensi menyebabkan keramaian. Industri kreatif pun kena imbasnya. “Kami juga membuat pertunjukan yang direkam di sanggar dan tidak ada penontonnya sama sekali. Sekarang yang bisa dilakukan para pemain adalah dengan kekuatan imajinasi,” sambungnya.



Lakon Savitri yang juga saga Mahabarata adalah salah satu dari lima kegiatan virtual Festival 44 yang diselenggarakan sampai Juni 2021. Sosok Savitri dalam Mahabarata sukses diadaptasi ke berbagai bentuk. Mulai dari pementasan tari, drama musikal, animasi di televisi sampai pementasan teater.


Nano sengaja memilih sosok Savitri sebagai fokus dalam pementasan kali ini. “Dari saya sebenarnya sangat simpel ketika ingin membuat naskah Savitri. Ini adalah kesetiaan istri kepada suaminya. Berharap mudah-mudahan ada seorang istri yang setia kepada suami, bicara soal cinta itu ada macam-macam,” tutur Nano.

Jika melihat di saluran Youtube Teater Koma, selama 120 menit, para pencinta Teater Koma bisa menyaksikan lakon Savitri yang menceritakan soal putri dari Raja Mandraka. Awalnya Savitri menjalankan sebuah tradisi dari kerajaan Mandraka, yang juga dilakukan oleh ibunya, yaitu dengan pergi berkelana mencari calon suami.


Setelah melakukan perjalanan jauh dan menemui sekian banyak calon, pilihan Savitri jatuh pada Setiawan. Para penujum atau peramal kerajaan Mandraka memberi ramalan bahwa Setiawan berumur pendek. Savitri tidak peduli dengan ramalan tersebut dan menikah dengan Setiawan. Ternyata benar, kebahagian mereka tak bertahan lama, nyawa Setiawan direnggut oleh Batara Yamadipati.



“Savitri adalah seorang perempuan yang kesetiaannya luar biasa. Ketika suami yang baru dinikahinya tiga hari meninggal dan dipanggil oleh Batara Yamadipati. Saya membuat cerita itu saja tidak rumit tapi justru dilihat pementasan sesimpel itu. Cinta itu gampang tapi susah,” pungkasnya.


Pemeran utama lakon Savitri, Sekar Dewantari, mengatakan memerankan sosok Savitri yang sukses diadaptasi ke berbagai bentuk membuat dirinya harus bersusah payah. Menurut Sekar, dari karakter Savitri ada banyak hal yang bisa dipelajari salah satunya adalah sifat seseorang yang penyabar.


Hal yang menjadi tersulit adalah bagaimana caranya Sekar bisa bersuara lantang tanpa harus berteriak. “Di lakon Savitri, perempuan diberikan kesempatan untuk bersuara, itulah keunikan dari lakon ini ada pada tokoh perempuannya. Biasanya kan Teater Koma ada tokoh utama satu orang laki-laki atau perempuan, di versi ini sangat unik buat aku,” pungkasnya.

0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page