top of page
  • Vicharius DJ

Pertemuan Sembilan Galeri Seni di Astha District 8

Pameran seni rupa bertajuk Big Picture digelar di Astha District 8 Jakarta. Sembilan galeri seni  dari Jakarta, Bandung, hingga Bali ikut berpartisipasi dalam pameran itu. Mereka di antaranya adalah Artsphere, Art:1, Andi's Gallery, Can's Gallery, D GALLERIE, Edwin's Gallery, ISA Art Gallery, ArtSociates, dan Puri Art Gallery. Puluhan karya yang dipamerkan kali ini merupakan karya-karya seni rupa kontemporer, dari sekitar 50 seniman tanah air.

 

Big Picture diinisiasi oleh Asosiasi Galeri Seni Seluruh Indonesia (AGSI). Ada lukisan-lukisan abstrak dari Dadan Setiawan, Desy Febrianti hingga Nana Tedja; karya-karya dengan kecenderungan ilustratif dari Guntur Timur hingga Januri; serta beragam karya lukis yang lebih dekat dengan estetika pop seperi karya-karya Naufal Abshar, Muklay, hingga Sugiyo Dwiarso.

 

Pameran ini juga diramaikan dengan karya-karya patung, di mana beberapa di antaranya adalah seri karya “Yoga Series #5” (2020) hingga “Yoga Series #9” (2022) dari seniman Adi Gunawan, “Insomnia” (2021) karya Rangga A Putra, “Too High II” (2007) karya Redy Rahadian, “Feels Like Paradise” (2013) dari Wayan Upadana, hingga sejumlah karya patung dari seniman senior Yani Mariani Sastranegara.


Pameran ini juga menyuguhkan karya-karya seni berbasis digital. Pengunjung di sini bisa menikmati penjelajahan seniman JA Pramuhendra dalam karya art video bertajuk “St. Jhon” (2018), ataul karya dari Eldwin Pradipta bertajuk “Theeplantage #2” (2016).


Ketua AGSI, Maya Sudjatmiko mengatakan, pameran Big Picture menjadi ajang kolaborasi yang menarik bagi sembilan galeri yang tergabung dalam AGSI. Pandemi yang terjadi selama tiga tahun terakhir, kata Maya juga berdampak kepada sisi finansial para pelaku seni. Tapi seni mampu menjadi penyelamat sebagai medium untuk mengatasi pandemi.

 

“Konsep 'Gambaran Besar' sangat relevan dalam konteks kali ini, karena memberikan ruang untuk menghadirkan perspektif yang lebih luas tentang situasi saat ini tentang potensi di masa depan. Dalam hal ini, seni dapat membantu kita membayangkan serta membentuk visi ke depan,” ujar Maya.

 

Kehadiran pameran dengan konsep di ruang publik ini juga penting bagi ekosistem seni rupa itu sendiri. Maya menilai, saat ini penting bagi galeri untuk lebih aktif, menjemput bola untuk mendekatkan seni dengan publik. Selama ini, seni cenderung masih berjarak, dan terkesan eksklusif kehadirannya hanya di ruang-ruang galeri. Lewat pameran ini, diharapkan bisa menjembatani jarak tersebut sehingga semakin banyak orang yang tertarik untuk memerhatikan dan bahkan memiliki karya-karya seni rupa.

 

Karena itu pula, pameran kali ini juga banyak menghadirkan seniman muda dengan karya-karya yang lebih segar sekaligus dekat dengan dunia anak muda. Hal itu menurut Maya akan semakin mudah menggaet antusiasme publik muda untuk menyelami dunia seni rupa. “Tujuan AGSI berkolaborasi dengan Astha menggelar pameran ini adalah untuk memperkenalkan dunia seni rupa pada khalayak yang lebih luas agar mereka memahami dan menjadikan seni rupa bagian dari kehidupan sehari-hari,” ujar Maya.

 

Menurutnya lagi, sebuah pameran seni dihadirkan tak hanya sebagai ‘arena pertunjukan’ bagi sang pelaku seni saja, namun juga menjadi momen bagi para penikmat seni untuk menjadikannya sumber inspirasi juga motivasi, serta dapat pula memberikan ruang untuk berefleksi dan berkontemplasi.

0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page