top of page
  • Vicharius DJ

Refleksi Kita dalam Rupa Wayang

Bentara Budaya Jakarta mengadakan pameran wayang bertajuk Wayang Rupa Kita hingga 4 Desember mendatang. Pameran yang dikuratori oleh Nanang HP berisi deretan koleksi wayang milik Bentara Budaya yang akan ditampilkan meliputi Wayang Kulit, Wayang Golek, serta Wayang Suket (rumput). Karya-karya tersebut dipilih dan disusun sebagai penggambaran adegan-adegan yang berdasarkan pada kisah-kisah tertentu.

Di sini terdapat 17 adegan wayang berbentuk instalasi di atas batang pisang yang disertai oleh beberapa kacadengan tema wayang, serta lukisan wayang di atas kanvas. Karya wayang kulit dan wayang golek merupakan hasil kreasi padepokan Asep Sunarya. Sedangkan wayang suket atau wayang rumput tidak lain adalah karya Kasan Wikrama yang lebih dikenal dengan Mbah Gepuk.


Wayang suket dibuat dari bahan rumput khusus yang hanya tumbuh di bulan Sura. Sehingga disebut rumput Kasura-an (Kasuran). Tema Wayang Rupa Kita bisa diartikan sebagai ragam rupa wayang yang mencerminkan diri kita sebagai manusia sekaligus penikmat yang melihat aneka lakon tersebut.

Wayang bukan semata bayangan di layar pertunjukan. Namun juga bayang-bayang kehidupan dengan aneka rupa, karakter serta polahnya. Aneka karakter wayang dalam beragam lakon dan peristiwa yang terjadi ribuan tahun sebelum kita lahir, sesungguhnya dapat menjadi cermin bagi diri masing-masing.



Pameran ini bukan sekadar mempresentasikan wayang sebagai benda koleksi. Namun juga sebagai bentuk eksplorasi tradisi bersama upaya reflektif serta mencari solusi atas berbagai persoalan yang kini merundung keseharian kita. Bersama upaya refektif itu kita tak hanya mengenali diri lebih dekat, tetapi juga akan menemukan jawaban-jawaban yang masih kontekstual atas permasalahan pada masa modern saat ini.

Pameran Wayang Rupa Kita juga menjadi wujud dari upaya Bentara Budaya untuk menjaga tradisi dan kebudayaan Indonesia. Caranya adalah dengan menampilkan wayang kepada masyarakat luas. Terutama generasi millennial dan generasi Z dengan kemasan yang menarik sekaligus relevan dengan fenomena yang dihadapi saat ini.


Wayang bukanlah warisan tradisi yang membosankan. Kehadirannya justru mengandung nilai-nilai luhur serta mendalam. Terdapat juga bekal untuk menghadapi perkembangan situasi terkini yang semakin rumit.

Pameran ini terbuka untuk umum sejak pukul 11.00 - 16.00 WIB di Bentara Budaya Jakarta. Caranya adalah dengan melakukan registrasi terlebih dahulu secara daring. Bentara Budaya berharap pameran ini dapat menjadi edukasi positif lintas generasi. Tak hanya bagi mereka yang ‘senior’, tetapi juga kaum milenial. Sehingga semua generasi bisa memetik nilai-nilai sejarah, budi pekerti, catatan sejarah, maupun legenda di masa lalu.

0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page