- Vicharius DJ
RESTART, Perjalanan Budaya yang Dimulai Lagi Dari Awal
Galeri Nasional Indonesia mengadakan pameran bersama dalam rangka Temu Karya Taman Budaya Se-Indonesia ke 20. pameran ini dilaksanakan pada 12 November sampai dengan 10 Desember 2021 dengan cara daring di website www. galnasonline.id. Pameran Seni Rupa dalam rangka Temu Karya Taman Budaya se-Indonesia XX, bertajuk RESTART: Berhenti sejenak untuk melompat lebih jauh lagi.
Pameran diikuti oleh 27 provinsi dengan 118 seniman. Terkumpul 126 karya yang dikurasi menjadi 60 karya seni rupa, 55 karya lukis, 3 karya instalasi, 1 karya grafis motion, 1 karya video art. Teguh Margono, salah satu kurator mengatakan RESTART merupakan ajakan untuk melihat secara kritis, memaknai, menilai, mengungkapkan ide, ekspresi, dan praktik seni dalam merespons konteks nilai-nilai kelokalan dari sudut pandang masing-masing perupa.

“Ada dua kecenderungan yang bisa ditarik dari karya yang dipamerkan. Pertama, perupa yang melihat persoalan sesuai dengan realitas kebudayaan yang terjadi sekarang. Kedua, melihat tema dengan segenap optimismenya dengan disertai pandangan kritis,” kata Teguh.
Sementara itu, David menambahkan bahwa dari perbedaan sudut pandang perupa yang bersifat “lokal” inilah justru akan muncul acuan kita sebagai bangsa dalam bentuk multibudaya. “Perbedaan ini akan melahirkan sebuah mozaik yang indah, unik, dan menarik,” jelas David.

Menurut David, budaya daerah sangat diperlukan dalam pembentukan kebudayaan nasional sebagai penanda identitas Nasional. Kebudayaan dan simbol-simbol daerah harus mampu berjalan seiring dengan perkembangan budaya Indonesia serta harus mampu menampilkan sosok dirinya sebagai budaya yang tidak ketinggalan perkembangan zaman, oleh karena itu kebudayaan daerah harus berani melakukan upaya revitalisasi, reposisi, dan reaktualisasi potensi yang dimiliki.
Dialog atau interaksi budaya antara suku bangsa dengan bangsa lain semakin meningkat. Diharapkan hal ini tidak akan membuat larutnya budaya dan keragaman daerah oleh pengaruh budaya lain. Sebagai bangsa yang terdiri atas banyak suku bangsa dan budaya yang berbeda-beda makin lama makin kita sadari betapa pentingnya menyikapi keanekaragaman budaya itu secara benar.

Menurutnya dialog budaya dalam ruang apresiasi virtual, membangkitkan semangat untuk mengolah rasa, pikiran dan waktu, daya serap para pelukis merekam sebuah peristiwa budaya, representasi dalam karya lukis dan instalasi, berbagai persoalan, budaya, sosial, ekonomi. Kearifan lokal dengan nuansa kekinian.
Pandemi mengubah peradaban budaya, pergerakan seni rupa nyaris hilang di masa pandemi. Pameran yang biasanya ditemui di ruang-ruang galeri seni rupa nyaris tidak terdengar lagi, kegaduhan di dunia medsos pun yang terdengar hanya berita duka yang tersiar. Pergerakan peristiwa kesenian pun terhenti sejenak, kebijakan-kebijakan pemerintah diterapkan dengan adanya PPKM Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat.

Fitra Arda, Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan mengatakan bahwa pameran ini diharapkan dapat memberikan dampak positif serta mampu memotivasi dan menyemangati para peserta pameran sebagai pelaku seni dan budaya daerah. “Mereka yang berperan penting dalam mendorong perkembangan kemajuan kebudayaan nasional,” kata Fitra saat membuka pameran secara resmi. Pameran ini dapat dinikmati secara daring di laman galnasonline.id