- Vicharius DJ
Romantisme Indonesia-Rusia dalam Potret dan Goresan Kuas
Vladimir Nikolaevich Anisimov adalah Bureau of Creative Expeditions, sebuah kelompok seniman ternama dari Rusia. Selama 20 tahun belakangan, seniman-seniman itu melakukan perjalanan ke Indonesia. Mulai Pulau Jawa, Sumatra, Bali, Lombok, Kalimantan, hingga Sulawesi. Perjalanan mereka memang untuk merekam keindahan alam dan masyarakat nusantara.
Pada 3 Februari kemarin dalam rangka peringatan 70 tahun hubugan persahabatan Indonesia-Rusia, 50 karya lukis dari 10 seniman yang tergabung dalam kelompok pimpinan Anisimov dipamerkan di Galeri Nasional, Jakarta. “Pameran ini diberi nama 'Necklace of Equator' untuk menggambarkan Indonesia sebagai permata dunia,” tutur Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva dalam pidato pembukaan. Dia menyatakan, pameran ini menampilkan lukisan yang mewakili perasaan cinta seniman Rusia terhadap Indonesia.
Namun ia juga ingin memberikan nama lain untuk pameran ini yaitu “Indonesia My Love”, karena saat melihat lukisan-lukisan di pameran ini kita dapat merasakan kehangatan, cinta, dan rasa persahabatan. Itulah yang dirasakan oleh orang-orang Rusia terhadap Indonesia. Dan perasaan itulah yang membuat hubungan kedua negara bisa terjalin dengan baik hingga saat ini.
Selain lukisan tentang Indonesia, pameran ini juga menampilkan foto dan dokumen arsip bersejarah hubungan Indonesia-Rusia. Beberapa di antaranya ialah kunjungan Pangeran Nikolay Alexandrovich ke Hindia Belanda tahun 1891; Konsul Jenderal Ke-tsar-an Rusia di Batavia; kunjungan Presiden Sukarno ke Rusia; kunjungan PM Nikita Kruschev ke Indonesia tahun 1960 dan lain-lainnya.
Selain itu juga dipamerkan berbagai dokumen yang menggambarkan berbagai korespondensi Kementerian Luar Negeri Uni Soviet dengan Kementerian Luar Negeri RI tentang pengakuan Uni Soviet terhadap kedaulatan Republik Indonesia tanggal 3 Februari 1950 dan dokumen mengenai kerja sama pembangunan Indonesia dan Uni Soviet, seperti Stadion Gelora Bung Karno, patung Tugu Tani, Rumah Sakit Persahabatan, yang menjadi saksi bisu perjalanan panjang hubungan persahabatan kedua negara.
Berbagai film dokumenter koleksi ANRI juga ditampilkan, seperti penyerahan surat kepercayaan Duta Besar Uni Soviet, Nikolay Alexandrovich Mikhailov kepada Presiden Sukarno; kontingen Uni Soviet pada upacara penutupan GANEFO; hingga liputan berita pertandingan persahabatan Tim Sepakbola Uni Soviet dengan Tim Sepakbola PSM Makassar.
Plt. Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah mengatakan bahwa arsip foto tersebut memperlihatkan kilas balik perjalanan hubungan bilateral antara Indonesia dan Rusia. Menurutnya Kemlu RI dan Kedutaan Besar Rusia di Jakarta bukan tanpa alasan memilih Galeri Nasional sebagai lokasi pameran.
“Mungkin banyak yang belum tahu, Presiden Sukarno memutuskan untuk membangun Galeri Nasional setelah kunjungan pertamanya ke Rusia pada 1956. Pada saat ke Rusia, beliau juga mengunjungi sejumlah galeri seni,” jelas Faizasyah. Pameran ini masih berlangsung dan terbuka untuk umum hingga 17 Februari mendatang.